Salemba, Jakarta—Sebagai bangsa majemuk yang memiliki kekayaan budaya yang melimpah, mulai dari adat istiadat, kearifan lokal, dan seni budaya yang jika dikelola dengan baik bakal jadi kekuatan penggerak dan modal dasar pembangunan. Belum optimalnya pemajuan kebudayaan Indonesia menjadi fokus Perpustakaan Nasional (Perpusnas) yang akan digarap serius sepanjang 2020-2024.
Peningkatan budaya literasi mencakup, antara lain pengembangan budaya kegemaran membaca, Â pengembangan perbukuan dan penguatan konten literasi, serta peningkatan akses dan kualitas layanan perpustakaan berbasis inklusi sosial.
Formula literasi setiap daerah tentu berbeda karena karakteristiknya yang tidak sama. Karena perpustakaan sudah menjadi urusan wajib, maka daerah juga diharapkan menyiapkan koleksi budayanya. “Kebutuhan bahan bacaan harus sesuai dengan kebutuhan masyarakatnya,†imbuh Kepala Perpusnas saat memberikan arahan pada Rapat Kerja Pusat (Rakerpus) Perpusnas 2020 pada Selasa, (28/1).
Kepala Perpusnas beranggapan bahwa Indonesia naik status dari negara berpenghasilan menengah ke tinggi pada usia satu abad (2045). Apalagi jika dibarengi dengan status sebagai bangsa yang berliterasi.
Â
Reporter : Hartoyo Darmawan
Fotografer : Rd Radityo
Â
Â