Pasar Baru, Jakarta—Perpustakaan umum sebagai pusat belajar masyarakat berbasis inklusi menitikberatkan pada kegiatan peningkatan kapasitas pengelola perpustakaan agar mampu memahami kebutuhan masyarakat, memberikan inovasi layanan dengan melibatkan masyarakat dan membangun kerjasama dengan berbagai pihak untuk keberlanjutan.
Latar belakang yang menjadi landasan Perpustakaan Nasional menggelar kegiatan Replikasi Fasilitator dan Pendalaman Materi Master Trainer Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial selama sepekan di Jakarta, (8-13 April).
Lebih jauh program ini bertujuan, antara lain menurunkan kemiskinan informasi dengan transformasi Perpustakaan umum menjadi pusat belajar masyarakat, meningkatkan kesadaran masyarakat tentang literasi informasi berbasis TIK, serta meningkatkan kualitas hidup masyarakat melalui pemberdayaan
“Perpustakaan master trainer adalah orang terpilih dan terlatih dari perpustakaan umum di daerah yang telah bertransformasi master trainer transformasi perpustakaan tingkat nasional akan menjadi mitra Perpustakaan Nasional dalam usaha meningkatkan kebermanfaatan perpustakaan umum bagi masyarakat,†jelas Deputi Pengembangan Sumber Daya Perpustakaan Perpusnas Woro Titi Haryanti saat membuka kegiatan, Senin, (8/4).
Pelibatan Master Trainer merupakan program berkelanjutan PerpuSeru sejak 2011-2018. Perpusnas mengharapkan program Master Trainer transformasi perpustakaan tingkat nasional dapat menjadi role model, disamping dapat membangun citra yang positif bagi dirinya dan institusi.
Sejak tahun 2018 program ini direplikasi. Sebanyak 60 kabupaten dipilih sebagai model revitalisasi perpustakan umum berbasis inklusi sosial. “Di tahun 2019, Perpusnas mengintervensi 300 desa/kelurahan ditambah 200 desa dari program PerpuSeru di tahun sebelumnya,†terang Kepala Pusat Pengembangan Perpustakaan dan Pengkajian Minat Baca, Deni Kurniadi.
Calon fasilitator daerah adalah tenaga perpustakaan yang telah diseleksi dari 21 perpustakaan provinsi dan 59 perpustakaan kabupaten penerima manfaat transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial. Replikasi fasilitator ini disiapkan untuk melanjutkan transformasi perpustakaan secara mandiri pasca treatment. Replikasi fasilitator daerah ini ditujukan agar pengelola perpustakaan di provinsi dan kabupaten memiliki kemampuan untuk memberikan pelatihan dan pendampingan untuk perpustakaan desa/kelurahan, sehingga pengelola perpustakaan desa dapat meningkatkan kualitas layanan perpustakaan desa yang mampu membantu menjawab kebutuhan masyarakat.
Fasilitator daerah nantinya diharapkan mampu memahami sistem informasi manajemen berbasis komputer dan internet sehingga dapat memberikan pendampingan ke perpustakaan desa/kabupaten. Fasilitator daerah juga akan dibekali dengan pengetahuan dan keterampilan terkait teknologi informasi seperti komputer dan internet, agar dapat membantu masyarakat mengakses informasi di perpustakaan.
Â
Reportase : Hartoyo Darmawan
Fotografer: Hartoyo Darmawan