Batam, Kep. Riau -- “Semua yang saya dapatkan saat ini merupakan hasil dari interaksi saya dengan perpustakaan. Bahkan banyak buku yang saya tulis diluncurkan di perpustakaan,†ujar Rida K.Liamsi, Sastrawan besar Kepri dan Melayu, pada Seminar Ilmiah Nasional IPI XII 2019 di Batam, pada Senin (8/7).
Menjadi budayawan besar di ranah melayu, kepulauan Riau, Rida menyatakan dukungan yang kuat akan keberadaan perpustakaan. Memulai karirnya sebagai penulis, Rida mengasah ilmunya dari buku-buku dan pustakawan di perpustakaan. Memulai karir sebagai penulis dan wartawan dalam menjalankan pekerjaannya, Rida selalu mencari referensinya di perpustakaan. Menurut Rida, hal itu harus dilakukan agar tulisan yang dihasilkan memiliki referensi yang bisa ditelusuri, valid, dan dapat dipertanggungjawabkan.
Rida K. Liamsi, melihat semua yang terjadi sekarang ini tidak bisa terlepas dari masa lalu. “Semua berawal dari masa lalu. Masa lalu adalah cermin masa kini dan masa depan. Tidak akan ada masa kini dan masa depan tanpa adanya masa lalu. Masa lalu tersebut adalah pelajaran yang tidak terhingga bagi umat manusia. Masa lalu agar menjadi pelajaran perlu dikaji untuk mengambil hikmah yang tersimpan di balik masa lalu," tegasnya.
Rida berpendapat bahwa masa lalu adalah pilar tamaddun. Tamaddun adalah buah dari mempelajari masa lalu untuk masa depan. Sebagai pilar, masa lalu akan menyokong, menopang masa kini dan masa depan. Bagaimana mempelajari masa lalu? Ini adalah pertanyaan yang patut dijawab dengan baik untuk membangun pilar tamaddun. Historiografi dan kesusasteraan adalah dua cara yang dapat dilakukan mempelajari masa lalu. Kesusasteraan adalah cara manusia menceritakan masa lalu. Banyak kisah sastra yang menjadi cerita masa lalu yang sangat bermanfaat.
Lebih lanjut ia melontarkan pendapatnya tentang perpustakaan. Perpustakaan haruslah menjadi sumber kehidupan. Perpustakaan haruslah menjadi sumber inspirasi. Perpustakaan jangan sampai berhenti pada penyimpan masa lalu, namun juga sebagai penyumbang kehidupan di masa depan. Pepatah lama “buku adalah jendela duniaâ€, seharusnya diubah dan ditinggalkan menjadi pepatah baru “buku adalah kekuatan untuk mengubah duniaâ€. Rida memberikan contohnya, Naskah Hang Tuah menjadi legenda yang melintasi zaman. Banyak buku yang mampu melintasi zaman karena kualitasnya.
Jangan takut akan kemajuan teknologi perpustakaan akan ditinggalkan, lanjut Rida masih dengan semangat yang sama. Teknologi informasi tidak akan mampu menghilangkan perpustakaan sebagai sumber masa lalu. Teknologi informasi masa kini melengkapi perpustakaan tapi tidak akan menggantikan perpustakaan. Robot tidak dapat menggantikan sentuhan pustakawan dalam menyimpan masa lalu dan mengubah kehidupan masa kini dan masa depan. Pustakawan yang bijak dan kreatif dapat menjadi sumber inspirasi bagi daya kreatif suatu bangsa untuk merangcang masa depannya.Â
“Sejarah adalah ingatan kolektif kita tentang masa lalu, dan itu adalah modal besar bagi kita membangun masa kini dan masa depan. Dan sejarah itu sebagian besar tersimpan di perpustakaan dan dijaga oleh pustakawan,†tegas Rida mengakhiri paparannya.
Â
Reportase: Arief Wicaksono/Elsa Tuasamu
Fotografer: Radhitya Purnama
Â