Jakarta -- “Kita ingin sekali menyediakan seadanya tanpa sedikit pun disentuh, diubah atau apa pun oleh para editor kami,†tegas Mas John, sapaan akrab John Paterson pendiri Yayasan Sastra Lestari. Hal itu diungkapkannya saat menjadi salah satu narasumber seminar “1 Data Digital Naskah Nusantara†yang diselenggarakan secara virtual pada Kamis (4/3/2021).
John Paterson yang merupakan lulusan Melbourne University jurusan studi Asia menyadari betul pentingnya menjaga kelestarian naskah kuno. Oleh karena itu, naskah-naskah tersebut yang ditulis dengan aksara Jawa semaksimal mungkin dipertahankan keasliannya, terutama kontennya.
Yayasan Sastra Lestari didirikan pada 1997 oleh John Paterson bersama alumni UNS sebagai upaya melestarikan bahasa dan sastra Jawa sebagai wujud kecintaannya pada budaya Jawa. Yayasan ini telah berhasil mengalihmediakan hingga ribuan judul naskah sastra Jawa.
John lebih lanjut menjelaskan bahwa naskah tersebut tidak hanya dilestarikan dalam bentuk citra digital tetapi juga teks yang tertulis dalam naskah tersebut disalin dan dialihaksarakan ke dalam aksara Latin. Semua hasil kerja alih media dan alih aksara tersebut kemudian dikumpulkan dalam situs web sastra.org agar pengetahuan yang terkandung dalam naskah tersebut dapat disebarluaskan.
Sastra.org berisi berbagai fitur yang memudahkan mahasiswa, peneliti yang membutuhkan sumber data primer sastra Jawa. Seperti halnya perpustakaan digital, situs web ini menyajikan menu katalog, koleksi, dan pencarian. Selain itu, ada pula menu leksikon yang merupakan kamus bahasa Jawa yang juga menyertakan sumber setiap entrinya agar dapat dilakukan analisis komparatif.
Fitur lainnya yang tidak kalah penting yaitu catatan kaki, yang berfungsi untuk menjelaskan interpretasi editor mengenai suatu kata dalam naskah yang dianggap kurang jelas atau kurang tepat dan menyajikan saran kata yang seharusnya tertulis dalam naskah tersebut tanpa bermaksud mengubah isi naskah. Hal tersebut juga dimaksudkan untuk menghindari anggapan bahwa telah terjadi salah ketik oleh editor.
“Misalnya di sini ada ‘langkung’, kita lihat di sini, aslinya lakung, menurut kami, tapi ini memang interpretasi kami, ini semestinya seharusnya langkung, tapi kami juga tidak mau menyentuh-nyentuh teks asli,†papar John.
Keberadaan sastra.org telah dirasakan manfaatnya oleh para pemerhati dan ilmuwan. Mereka merasa terbantu karena tersedianya fasilitas untuk melakukan pencarian dan memperoleh data yang dibutuhkan dengan cepat dan mudah. Dengan demikian, repositori ini membantu membuka akses ke pengetahuan yang semula tidak dapat diakses dengan mudah karena keterbatasan memperoleh sumber primer atau kesulitan membaca dan memahami aksara Jawa.
Â
Reportase: Eka Cahyani