Jakarta, Salemba-International Standard Book Number (ISBN) adalah kode pengindeksan buku yang bersifat unik dimana berisi informasi tentang judul, penerbit dan kelompok penerbit. ISBN terdiri dari deretan angka 13 digit sebagai pemberi identifikasi terhadap satu judul buku yang diterbitkan oleh penerbit. Oleh karena itu, satu nomor ISBN untuk satu buku akan berbeda dengan nomor ISBN untuk buku yang lain.
Hal tersebut disampaikan oleh Pustakawan Ahli Utama Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas) Fathmi dari Pusat Bibliografi dan Pengolahan Bahan Perpustakaan (Pusbiola) pada saat memimpin apel pagi, Senin (22/7/2024).
Layanan ISBN Perpusnas merupakan salah satu layanan publik yang diselenggarakan oleh Perpusnas sebagai hasil dari komitmen bersama berupa ISBN Contract dengan International ISBN Agency untuk mengidentifikasi secara unik satu publikasi atau edisi publikasi yang diterbitkan oleh penerbit dalam satu format tertentu di wilayah Indonesia.
“ISBN diberikan oleh badan internasional ISBN yang berkedudukan di London. Di Indonesia, Perpusnas merupakan badan nasional ISBN yang berhak memberikan ISBN kepada penerbit yang berada di wilayah Indonesia,” jelasnya.
“Layanan ISBN merupakan salah satu layanan Perpusnas yang bersifat khusus, dikarenakan masyarakat yang menggunakan layanan ini adalah para penerbit bukan para pemustaka yang akan memanfaatkan koleksi yang dimiliki Perpustakaan Nasional,” tambahnya.
Lebih lanjut, ia menjelaskan tiga fungsi ISBN adalah yang pertama memberikan identitas terhadap satu judul buku yang diterbitkan oleh penerbit, kedua membantu memperlancar arus distribusi buku karena dapat mencegah terjadinya kekeliruan dalam pemesanan buku.
“Yang ketiga adalah sebagai sarana promosi bagi penerbit karena informasi pencantuman ISBN disebarkan oleh Badan Nasional ISBN Indonesia di Jakarta, maupun Badan Internasional yang berkedudukan di London,” tuturnya.
Dalam kesempatan ini, Fathmi menjelaskan secara singkat sejarah perkembangan layanan ISBN di Indonesia.
“Di Indonesia, pengenalan ISBN mulai dirintis pada pertengahan Desember 1984 yaitu dengan diadakannya Temu Ilmiah International Standard Book Number (ISBN) dan Cataloging in Publication (CIP) atau data Katalog Dalam Terbitan (KDT) yang diprakarsai oleh Perpustakaan Nasional RI,” jelasnya.
Kemudian ada tahun 1985 Indonesia diberi akses dalam penomoran ISBN dengan pemberian Gugus 979 untuk Indonesia dari Badan ISBN Internasional di Berlin, Jerman sekaligus disetujui dan ditetapkannya Perpusnas sebagai Badan Nasional ISBN untuk wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
“Dan pada tahun 1986, Perpusnas sesuai tugas pokok dan fungsinya sebagai agen ISBN untuk mengelola penggunaan ISBN sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan dari waktu ke waktu oleh Badan ISBN Internasional,” tuturnya.
Berdasarkan Peraturan Perpustakaan Nasional Nomor 4 Tahun 2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perpustakaan Nasional pada Bab V Pasal 31 dinyatakan bahwa Pusat Bibliografi dan Pengolahan Bahan Perpustakaan menyelenggarakan fungsi yang pertama pemetaan penerbit/terbitan di Indonesia dan yang kedua pengelolaan Katalog Dalam Terbitan (KDT).
“Peraturan ini menjadi landasan penyelenggaraan layanan ISBN. Layanan ini merupakan jenis layanan yang berbeda dengan layanan perpustakaan pada umumnya. Layanan ini merupakan salah satu kontribusi Perpustakaan Nasional dalam kelancaran penerbitan buku di Indonesia,” ungkapnya.
Lebih lanjut, seiring dengan perkembangan zaman Perpustakaan Nasional terus memperbaiki dan meningkatkan kualitas layanan dengan pembangunan database dan penyediaan fasilitas.
“Pada tanggal 13 Desember 2012, Perpustakaan Nasional meluncurkan layanan ISBN online dengan situs isbn.pnri.go.id. Situs ini baru bisa diakses dan dimanfaatkan secara bebas tak berbayar oleh masyarakat luas pada tanggal 18 Desember 2012. Ketika website Perpustakaan Nasional diubah menjadi www.perpusnas.go.id, situs untuk layanan ISBN pun berubah menjadi isbn.perpusnas.go.id,” tambahnya.
Selain itu, pada kesempatan ini Fathmi menjelaskan beberapa produk layanan ISBN antara lain ISBN, barcode (kode batang), daftar buku dalam proses cetak (Books in Print/BIP) yang menggambarkan perkembangan perbukuan di Indonesia serta Katalog dalam Terbitan (KDT) yang berisi deskripsi bibliografis yang dihasilkan dari pengolahan data untuk dicantumkan pada halaman balik halaman judul (halaman verso/copyright) sebagai kelengkapan penerbitan.
Reporter : Anastasia Lily