Medan Merdeka Selatan, Jakarta – Pada 21 tahun Kiprah Gerakan Pemasyarakatan Minat Baca (GPMB) bersinergi dengan TP PKK Pusat dan Perpustakaan Nasional (Perpusnas) meluncurkan Gerakan Keluarga Baca Nasional. Gerakan ini untuk menumbuhkan minat baca masyarakat yang dimulai dari lingkup keluarga.
Sekretaris Umum PP GPMB, Robinson Rusdi mengatakan, GPMB sengaja menggandeng TP PKK dikarenakan program yang ada di dalam PKK terdapat program yang sesuai dengan gerakan tersebut.
"Di dalam 10 program PKK, salah satunya terdapat program pendidikan keluarga. Oleh karena itu, tepat jika gerakan ini disinergikan dengan PKK. Terlebih PKK gerakannya sampai ke desa-desa," katanya dalam Peluncuran Keluarga Baca Nasional yang diselenggarakan secara hybrid pada Senin, (21/11/2022).
Selain itu, lanjut Robinson, gerakan ini juga sejalan dengan program Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial. Program ini sebagai implementasi dari kegiatan baca yang dilakukan oleh keluarga.
Kabid Pendidikan dan Peningkatan Ekonomi Keluarga TP PKK Pusat, Ninuk Triyanti mengatakan, PKK memiliki peran dalam menumbuhkembangkan minat baca dan literasi. Pihaknya menyadari bahwa masyarakat Indonesia sangat rendah dalam kecerdasan literasi dan minat baca.
"Ini menjadi suatu keprihatinan bersama bahwa ada sesuatu yang terus diperjuangkan untuk membawa Indonesia lebih maju," kata Ninuk.
Menurutnya, menjadi PR bersama termasuk gerakan PKK dalam mengkondisikan masyarakat mulai anak usia dini sampai dewasa mempunyai kesadaran bisa mempunyai minat baca dan cerdas berliterasi. Jika tidak tentunya membawa dalam 'kehancuran' bagi generasi penerus bangsa.
"Keluarga menjadi lingkup yang strategis dalam menumbuhkembangkan minat baca anak. Sebagai lingkup terkecil, pembudayaan membaca di keluarga perlu adanya keteladanan dari anggota keluarga itu sendiri. Seperti bapak, ibu yang memberikan contoh pada anak," jelasnya.
Sementara itu, Kepala Perpusnas Muhammad Syarif Bando mengaku, keluarga memiliki peran penting dalam membangun gerakan membaca. Tantangan besar yang dihadapi saat ini salah satunya mengubah budaya tutur menjadi budaya baca tulis.
"Ini menjadi tantangan kita bersama. Dari kita dimulai dari budaya tutur kemudian melangkah menjadi budaya baca tulis. Di dalam budaya baca tulis inilah akan tertanam cara berpikir rasional," ungkap Syarif.
Syarif berharap melalui gerakan ini dapat meningkatkan minat baca masyarakat, mengingat PKK merupakan organisasi yang ada sampai di tingkat desa.
"Saya apresiasi dan luar biasa ketika GPMB dapat bersinergi dengan PKK dalam hal pemasyarakatan budaya baca. Tentu saja gerakan ini memang menjadi program kunci PKK," katanya.
Reporter: Wara Merdeka
Dokumentasi: Alfiyan