Pancoran, Jakarta - Pustakawan Madya Universitas Gadjah Mada Dr. Purwani Istiana, SIP., M.A. menjelaskan dua inovasi yang perlu diterapkan dalam program literasi. Hal itu dipaparkannya saat membawakan materi berjudul "Strategi Pustakawan dalam Membangun Inovasi Program Literasi Guna Mewujudkan SDM Unggul" pada Rapat Koordinasi Perpustakaan Nasional di Hotel Bidakara, Jakarta, Rabu (26/02/2020).
"Pertama, inovasi materi literasi itu sendiri. Dan (kedua) inovasi pengajaran yang bisa kita berikan kepada mahasiswa," terangnya.
Materi literasi itu, kata Purwani, menjadi bagian kebutuhan dari institusi pendidikan, yaitu sebagai media publikasi dan diseminasi serta dampaknya terhadap kehidupan masyarakat. Karenanya tesis, skripsi, disertasi itu semestinya tidak lagi hanya berhenti sebagai sebuah repositori yang ada di perguruan tinggi atau hiasan di rak-rak perpustakaan.
“Harapannya adalah bahwa hasil riset itu bisa dipublikasikan, bisa dibaca oleh banyak orang, supaya pemanfaatannya lebih banyak. Kemudian dari pemanfaatan publikasi tersebut bisa diketahui dampaknya ke masyarakat. Apakah itu produknya bisa menjadi sebuah paten yang bisa digunakan oleh industri ataukah kemudian menjadi hak cipta di buku,†papar Purwani.
Lebih lanjut, Purwani menjelaskan tentang inovasi literasi tentang pengajaran. Yakni bagaimana Pustakawan dapat mengajarkan kepada mahasiswa maupun dosen dengan membuat program kelas literasi di perguruan tinggi atau di perpustakaan dengan membuat program mandiri, seperti berkolaborasi dengan dosen, program studi dan media sosial.
“Misalnya pertanyaan-pertanyaan yang berulang yang sering pustakawan temui, itu kita buatkan tutorialnya. Ini contoh saya membuat tutorial mencari jurnal nasional terakreditasi yang diunggah di Youtube," pungkasnya.
Â
Reportase : Puspen Kemendagri