Salemba, Jakarta-Sekretaris Utama (Sestama) Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas) Joko Santoso menuturkan urgensi komitmen untuk mendukung program pemerintah dalam meminimalisir risiko sebagai wujud tata kelola pemerintahan yang baik.
Salah satu bentuk komitmen tersebut dengan menggunakan aplikasi E-Integrity Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP).
“Aplikasi ini adalah hal yang baru, mendukung kami untuk meminimalisir risiko dan bisa memberikan laporan kinerja yang baik,” ungkapnya pada Workshop Aplikasi E-Integrity BPKP di Ruang Teater Perpusnas Salemba, Selasa (11/6/2024).
Ia mendukung penilaian Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) Terintegrasi pada kementerian/lembaga. Dalam paparannya, aplikasi E-integrity memiliki empat unsur utama. Pertama, jujur yang mendorong transparansi. Kedua, peduli ditandai dengan empati akan kebutuhan masyarakat.
“Selanjutnya yang ketiga, kerja keras bahkan sekarang ada istilah kerja cerdas demi negara. Dan keempat, tanggung jawab yang menghasilkan akuntabilitas. Semua itu dibutuhkan dalam mengelola anggaran dan memberikan klarifikasi terkait tanggung jawab kami sehingga masyarakat mengetahui apa yang kami lakukan,” sambungnya.
Lebih lanjut, ia menekankan bahwa penggunaan aplikasi ini dapat memastikan apa yang telah ditetapkan dalam rencana strategis dan rencana kerja setiap tahun. “Ini adalah upaya kami. Mengingat banyaknya aplikasi di ranah pemerintahan baik internal maupun eksternal, jadi dengan e-Integrity, bisa menghindari pekerjaan yang berulang,” tegasnya.
Kegiatan ini diikuti oleh 27 peserta sebagai koordinator yang terdiri dari tim penilaian mandiri dan penjamin kualitas SPIP Terintegrasi di lingkungan Perpusnas. Kepala Biro Hukum, Organisasi, Kerja Sama, dan Hubungan Masyarakat Perpusnas Sri Marganingsih melaporkan, masing-masing unit akan memiliki akun e-Intergrity sebanyak 9 orang.
Kedua Auditor Ahli Muda BPKP Jefri David Simanjutak dan Nikolus Karyadi hadir menyampaikan materi tentang pengenalan aplikasi, tata cara penggunaan aplikasi, dan studi kasus penerapan tim penilaian mandiri dalam aplikasi E-Integrity BPKP di Perpusnas.
“Kenapa pakai aplikasi ini? Karena Perpusnas bisa menganalisis lebih mudah dalam meningkatkan maturitas penerapan SPIP Terintegrasi,” jelas Jefri.
Selaras dengan pernyataan Sestama bahwa Perpusnas akan terus mengikuti perkembangan teknologi dan memanfaatkannya untuk mendukung proses penilaian SPIP Terintegrasi.
“Dengan adanya sosialisasi ini, diharapkan dapat meningkatkan pemahaman dan kemampuan pegawai Perpusnas dalam menggunakan aplikasi E-Integrity BPKP sehingga mendorong pelayanan Perpusnas yang lebih adaptif, jujur, kerja keras, akuntabel, dan peduli,” pungkasnya.
Reporter: Alditta Khoirun Nisa
Dokumentasi: Aji Anwar/ Rodhian Robby