Profesor Okamoto Puji Gedung Perpustakaan Nasional

Perpustakaan Nasional Republik Indonesia

Medan Merdeka Selatan, Jakarta - “Dari masuk pintu sudah kaget, begitu dahsyat dan begitu mewah,” ungkap Profesor Okamoto Masaaki, Wakil Direktur CSEAS (Center for Southeast Asian Studies) Universitas Kyoto, saat pertama kali menginjakkan kakinya di Gedung Fasilitas Layanan Perpustakaan Nasional (Perpusnas) RI pada Rabu (1/2/2023).

Selama pandemi, tambahnya, banyak peneliti dan mahasiswa dari Jepang sama sekali tidak dapat mengunjungi Indonesia. Karenanya, saat pembatasan kapasitas dan mobilisasi manusia sudah dilonggarkan, Okamoto beserta mahasiswa Jepang datang berkunjung.

Kunjungan bertujuan untuk mengetahui perkembangan pengembangan koleksi di Indonesia secara umum dan khususnya Perpusnas di era digital dan kemungkinan kerja sama yang dapat dijalin di masa yang akan datang.

Kepala Pusat Jasa Informasi dan Pengelolaan Naskah Nusantara, Agus Sutoyo, menyatakan koleksi Perpusnas diperoleh dari empat perpustakaan yang diintegrasi menjadi Perpusnas. Selain itu, ada pula perolehan koleksi melalui UU Serah Simpan Karya Cetak Karya Rekam No.13 tahun 2018 yang mewajibkan penerbit untuk menyerahkan terbitannya ke Perpusnas dan perpustakaan daerah.

“Koleksi-koleksi dari pemerintah juga wajib disimpan di Perpustakaan Nasional,” imbuhnya.

Sementara itu, Kepala Pusat Pengembangan Perpustakaan Sekolah/Madrasah dan Perguruan Tinggi, Nurcahyono, menambahkan jika ada penerbit yang lalai menyerahkan terbitannya ke Perpusnas atau perpustakaan daerah, maka penerbit tersebut tidak dapat mengajukan permohonan ISBN untuk penerbitan buku selanjutnya sampai sadar akan kewajibannya.

“Undang-undang ini berlaku untuk semua penerbit, baik pemerintah maupun komersial,” tegas Nur.

Penyerahan koleksi digital dilakukan melalui e-deposit, sedangkan koleksi tercetak dapat dikirim menggunakan jasa perusahaan ekspedisi.

Subeti Makdriani, Pustakawan Ahli Utama, menjelaskan bahwa pengembangan koleksi perpustakaan juga dilakukan dengan cara pembelian, tukar menukar atau hadiah, dan kerja sama.

“Jadi ada tiga metode yang digunakan, yaitu melalui pembelian, hadiah/hibah, dan kerja sama. Untuk pengadaan khusus Perpustakaan Nasional, diutamakannya adalah indonesiana, yang pengarangnya Indonesia, terbit di Indonesia, tentang Indonesia baik oleh orang Indonesia atau orang asing yang menulis tentang Indonesia,” urainya.

Pengembangan koleksi yang dilakukan Perpusnas juga mempertimbangkan tren yang sedang berkembang, yaitu dengan mengadakan koleksi digital berupa e-book, buku digital unggulan Perpusnas yang dapat diakses melalui aplikasi, dan jurnal ilmiah internasional yang dilanggan dari penerbit luar negeri.

Diharapkan kehadiran rombongan Okamoto pada kunjungan kali ini dapat menjembatani pengembangan kerja sama internasional antara Indonesia dan Jepang di masa yang akan datang.

Kunjungan diakhiri dengan tur keliling perpustakaan bersama Duta Perpusnas.

 

Reporter             : Eka Cahyani

Fotografer          : Ahmad Kemal Nasution

 

PerpusnasPerpustakaan NasionalBuku TerbaruPerpusnas RIPerpustakaan Nasional Republik IndonesiaKoleksi Digital

Copyright 2022 © National Library Of Indonesia

Number of visitor: NaN