Jakarta - Kehadiran Bunda Literasi Kecamatan se-Kabupaten Sambas di Perpustakaan Nasional (Perpusnas) Republik Indonesia merupakan sebuah bentuk komitmen pemerintah daerah Kabupaten Sambas terhadap peningkatan literasi di daerahnya.
Demikian disampaikan Kepala Pusat Jasa Informasi Perpustakaan dan Pengelolaan Naskah Nusantara, Agus Sutoyo saat menyambut Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Kabupaten Sambas, Heryanto dan Bunda Literasi Kabupaten Sambas, Yunisa dan 19 Bunda Literasi Kecamatan di Kabupaten Sambas beserta jajaran, Rabu (12/7/2023).
Agus menyampaikan bahwa dengan hadirnya gedung perpustakaan di Kabupaten Sambas yang megah, tidak hanya menjadi tempat simpan pinjam koleksi saja, namun dapat menjadi ruang terbuka bagi masyarakat Sambas untuk berkegiatan yang berkaitan dengan literasi maupun edukasi, terlebih dengan hadirnya Bunda Literasi Kecamatan dan Kabupaten Sambas.
“Hadirnya bunda-bunda literasi ini diharapkan dapat menggerakkan dan mendorong pertumbuhan literasi di Kabupaten Sambas”, lanjut Agus.
Pada kesempatan yang sama, Heryanto menyampaikan ucapan terima kasih atas bantuan Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik Subbidang Pendidikan senilai 10 miliar yang diberikan pemerintah pusat melalui Perpusnas guna pembangunan gedung perpustakaan di Kabupaten Sambas.
“Gedung tersebut menjadi kebangaan masyarakat Sambas dan sangat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat Sambas”, ungkap Heryanto.
Turut hadir Bunda Literasi Kabupaten Sambas, Yunisa menyampaikan salah satu janjinya untuk membawa Bunda Literasi Kecamatan se-Kabupaten Sambas ke Perpusnas untuk melihat langsung layanan dan program yang ada di Perpusnas untuk nantinya bisa diadaptasi di daerah.
Lebih lanjut, Yunisa menyampaikan program yang akan dilaksanakan di Kabupaten Sambas, yaitu satu desa satu perpustakaan.
“Kami akan bersinergi dan berkolaborasi dengan lembaga PAUD di Kabupaten Sambas. Saat ini sudah ada 16 kecamatan dan 155 desa di Sambas yang telah memiliki lembaga PAUD. Nantinya akan kami hadirkan perpustakaan di sana”, lanjut Yunisa.
Sebelum akhir pertemuan, 19 Bunda Literasi Kecamatan se-Kabupaten Sambas mempresentasikan salah satu produk unggulan Sambas, yaitu Kue Lapis Khas Sambas.
Diwakili oleh Bunda Literasi Kecamatan Semparuk, Indrawati menyampaikan sudah menjadi tradisi untuk menghidangkan kue lapis saat hari istimewa seperti penjamuan tamu, pernikahan, serta perayaan Idul Fitri dan Idul Adha.
Berbagai macam kue lapis dijelaskan oleh Indrawati mulai dari bahan yang digunakan hingga proses pembuatan. Beberapa jenis kue lapis yang dibawa antara lain Lapis Belacan, Lapis Pulut, Lapis Perancis, Lapis Susu, dan lain-lain.
“Melalui program perpustakaan dan PKK, banyak sekali ibu-ibu yang dapat memaksimalkan potensi kue lapis ini dengan membuat varian-varian lain dan menjualnya, sehingga menambah pemasukan masyarakat kami”, ujar Indrawati.
Acara kemudian ditutup dengan foto bersama, ramah tamah dan rombongan didampingi berkeliling melihat layanan yang ada di Perpusnas.
Pada hari yang sama, Perpusnas juga menerima kunjungan dari Camat Koba Kabupaten Bangka Tengah, Ema Febriyarti, dan Lurah Berok, Teguh Prabowo beserta jajaran yang hadir dalam rangka koordinasi kegiatan perpustakaan di kelurahan berbasis inklusi sosial.
“Kami mohon arahan dalam pengembangan perpustakaan agar perpustakaan agar bisa diminati oleh masyarakat kami”, ungkap Ema.
Lurah Berok, Teguh Prabowo menyampaikan bahwa kondisi saat ini kegiatan perpustakaan di kelurahan Berok sudah berjalan namun belum maksimal.
“Kami sudah ada gedung perpustakaan, buku, serta kegiatan, namun hal tersebut masih kurang dalam menarik minat masyarakat kami”, ungkap Teguh.
Teguh Juga menyampaikan bahwa saat ini kelurahan Berok telah mempunyai sebuah program, yaitu Warung Literasi, berupa kedai kopi yang dilengkapi dengan buku-buku untuk dibaca masyarakat. Selain itu, berbagai kegiatan dan komunitas hadir di Warung Literasi, seperti komunitas catur hingga online gaming.
Menanggapi hal tersebut, Pustakawan Ahli Muda Perpusnas, Atis Taufik Abdul Rahman mengatakan bahwa program yang dibuat sudah bagus. Mungkin perlu melakukan survei agar buku atau koleksi yang dimiliki sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
Atis juga menyampaikan bahwa perlu ada kegiatan yang melibatkan masyarakat secara langsung dengan melakukan pelatihan di perpustakaan yang dapat menghasilkan sebuah produk untuk meningkatkan income masyarakat.
“Untuk menjalankan program tersebut, perpustakaan tidak bisa berdiri sendiri, perlu berjejaring dan berkolaborasi dengan dinas terkait seperti Dekranasda atau Dinas Koperasi dan UMKM di sana”, Lanjut Atis.
Reporter: Gilang Arwin Saputri
Fotografer: Prakas Agrestian