Kolaborasi Perpustakaan Untuk Mendorong Masyarakat Berpengetahuan dan Produktif

Perpustakaan Nasional Republik Indonesia

Enrekang – Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas) bekerja sama dengan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispustaka) Kabupaten Enrekang, Provinsi Sulawesi Selatan menyelenggarakan kegiatan Peningkatan Indeks Literasi Masyarakat (PILM), Rabu (13/12) bertempat di Ruang Aula Dispustaka, Jl. Pancaitana Bungawalie No.9 Enrekang.

Kegiatan yang mengusung tema “Ekosistem Literasi yang Integral: Kolaborasi Pendidikan dan Transformasi Perpustakaan Untuk Mendorong Masyarakat Berpengetahuan dan Produktif” ini dirangkaikan dengan peluncuran Buku Biografi Muslimin Bando, Bupati Enrekang periode 2013–2018 dan 2018-2023 yang berjudul “Senarai Kisah Muslimin Bando”.

Kolaborasi dunia pendidikan dan transformasi perpustakaan untuk mewujudkan masyarakat Enrekang yang berpengetahuan adalah semangat yang ingin dihadirkan dari kegiatan ini.

Hal ini selaras dengan materi yang disampaikan para narasumber yang terdiri dari Pustakawan Utama Perpusnas Muhammad Syarif Bando, Pj. Sekretaris Daerah Enrekang Andi Sapada, Anggota DPR RI Komisi X Mitra Fakhruddin, dan Dosen UNIMEN/Ketua GPMB Kab. Enrekang Ilham Kadir dengan dipandu oleh moderator Pustakawan Ahli Muda/Ketua PD IPI Enrekang Irsan.

Dalam pemarannnya, Pustama Perpusnas mengatakan bahwa bangsa yang maju adalah bangsa yang pendidikannya baik. Pendidikan itu baik dan berkualitas apabila seluruh civitas akademiknya, pendidiknya, peserta didiknya memiliki kemampuan membaca dan daya serap pemahaman yang baik pula serta mendapatkan dukungan dari masyarakat serta regulasi yang dibuat oleh eksekutif dan yudikatif.

“Fakta menunjukkan bahwa ada beberapa negara yang memiliki sumber daya alam terbatas tetapi menjadi negara maju karena didukung oleh sumberdaya manusia yang berkualitas,” tambahnya. Faktor lain yang menjadi pendorong menjadi negara maju adalah kemampuan membaca dengan memahami apa yang dibacanya. 

Sementara itu narasumber lainnya Andi Sapada menyoroti tentang  Peran Pemerintah Daerah Dalam Pengembangan Perpustakaan dan Literasi. Dalam paparannya Andi menjelaskan bahwa Pemerintah Daerah telah mengambil beberapa kebijakan dalam upaya turut serta meningkatkan literasi masyarakat dengan penguatan kelembagaan.

“Dalam hal peningkatan literasi masyarakat, perlu adanya penguatan-penguatan kelembagaan. Semua elemen masyarakat untuk ikut berkontribusi dan memberikan peran aktif dalam pembangunan literasi, ” harapnya.

Ditambahkan Andi bahwa literasi tidak sekedar membaca, tetapi bagaimana menemukan ilmu pengetahuan dan memanfaatkan ilmu pengetahuan itu sendiri. Dunia pendidikan harus terlibat aktif dan menjadi bagian terpenting dalam membangun dan menumbuhkembangkan budaya literasi. Semua stakeholder dan elemen masyarakat harus turut serta bersama-sama menciptakan masyarakat yang literat. Harus ada kolaborasi yang kuat antara perpustakaan dengan stakeholder lainnya, terutama dunia pendidikan.

Sementara itu, terkait dengan dukungan untuk Program Prioritas Nasional yaitu Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial, dijelaskan bahwa melalui Dinas Perpustakaan Kabupaten Enrekang telah mendampingi 36 Perpustakaan Desa/Kelurahan dalam program tersebut.

Mitra Fakhruddin mengapresiasi Perpusnas atas beberapa kebijakan dalam mendukung kemajuan perpustakaan di Enrekang, baik berupa bantuan fisik maupun penguatan sumber daya manusianya. Segala intervensi kebijakan dari pemerintah pusat ini harus diikuti dengan optimalisasi potensi yang ada di Enrekang.

“Kabupaten Enrekang memiliki potensi yang luar biasa. Tetapi bagaimana sumberdaya yang ada ini dapat memberikan dampak positif untuk masyakarat, ” tambahnya. Mitra berharap untuk dapat bersama-sama mendorong untuk mengoptimalkan segala sumber daya yang ada, sehingga memberi kemanfaatan yang lebih besar untuk masyarakat.

Pada kesempatan ini, akademisi Ilham Kadir menyampaikan pandangannya  bagaimana menciptakan ekosistem literasi yang melibatkan berbagai komponen. “Ekosistem literasi adalah lingkungan yang memiliki keterkaitan antar satu dengan lainnya dalam menghidupkan budaya literasi. Umumnya melibatkan berbagai unsur mulai dari keluarga, masyarakat, perpustakaan, sekolah, dan pemerintah,” ujarnya.

Disampaikan Ketua GPMB Kab. Enrekang ini bahwa generasi yang literat  merupakan generasi yang senang dan merasa nyaman, bahkan menjadikan literasi sebagai kebutuhan. Mereka menyisihkan waktunya dengan regular untuk membaca, memahami, berdiskusi dan menulis.

Kegiatan ini juga dirangkaikan dengan peluncuran buku Biografi Muslimin Bando, yang berjudul “Senarai Kisah Muslimin Bando”. Dikatakan pria yang akran disapa MB ini, buku yang ditulis oleh Yusra Darmawan ini dapat menjadi inspirasi bagi semuanya, terutama bagi pembaca. “Saya berpesan agar isi bukunya jangan terlalu berat. Pembaca dapat memahami dan mencerna isinya dengan mudah, sehingga dapat menjadi bacaan dari anak-anak hingga dewasa,” ujar pria yang memimpin Enrekang dalam dua periode ini.

 

Reporter: Edi Wiyono

Dokumentasi: Ahmad kemal Nasution

PerpusnasPerpustakaan NasionalBuku TerbaruPerpusnas RIPerpustakaan Nasional Republik IndonesiaKoleksi Digital

Hak Cipta 2022 © Perpusnas Republik Indonesia

Jumlah pengunjung: NaN