Semarakkan HUT Perpusnas, Perpusnas Press Dorong Pustakawan Berkontribusi Lewat Tulisan

Perpustakaan Nasional Republik Indonesia

Salemba, Jakarta - Perpustakaan dapat menjadi wadah untuk membiasakan dan melatih diri dalam menulis melalui berbagai kegiatan seperti diskusi, kelompok menulis, atau lokakarya.

Pernyataan tersebut disepakati oleh keempat narasumber dalam acara diskusi "Bicara Buku 2" bertajuk "Pustakawan Menulis Buku, Haruskah?" pada Selasa (7/5/2024). Diskusi yang dihelat oleh Perpusnas PRESS ini merupakan rangkaian perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-44 Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas).

Dikenal sebagai penerbit internal, Perpusnas PRESS didirikan pada 2019. Memiliki wewenang dalam menerbitkan karya tulis dan publikasi di bidang perpustakaan dan kepustakawanan, Pimpinan Redaksi Edi Wiyono berharap acara ini dapat bermanfaat untuk memberikan inspirasi kepada pustakawan. 

“Adanya acara ini, merupakan ruang internailisasi perpustakaan di seluruh Indonesia untuk mengeluarkan gagasannya agar meningkatkan profesionalitas pustakawan dan mewariskan ide-ide kepada generasi pustakawan selanjutnya,” tuturnya sebagai pemantik diskusi. 

Melalui diskusi ini, beberapa pustakawan Perpusnas yang telah menerbitkan karya tulisannya berbagi pengalaman. Mereka antara lain menyampaikan alasan pentingnya pustakawan ikut berkontribusi dalam pengembangan literasi melalui karya tulisan.

Ketua Kelompok Kerja Pengembangan Budaya Baca dan Literasi Endy Santoso mengatakan bahwa pustakawan berada di antara dua sisi. Pertama sebagai pengelola dan juga orang-orang yang menciptakan pengetahuan di perpustakaan. Baginya, pustakawan tidak hanya melihat penulis mencari literatur, tetapi bisa juga terjun sebagai penulis.

Lebih lanjut, Pustakawan di Divisi Klasika Frial Ramadhan Supratman memberikan motivasi kepada para penulis agar konsisten dalam menulis. "Jangan biarkan motivasi menulis hanya untuk hal sesaat seperti uang atau angka kredit. Tujuannya harus lebih besar, yaitu menjadi inspirasi bagi orang banyak," katanya menyemangati. 

Senada, Pustakawan Ahli Madya Perpustakaan Bung Karno Hanafi juga menambahkan terkait tujuan jangka panjang membuat tulisan. "Menulis tidak hanya sekadar tuntutan pekerjaan, namun alasan utama pustakawan menulis adalah untuk membentuk ekosistem yang mencintai tulisan dan saling mendukung,” ujarnya. 

Turut membagikan alasan menulis bagi pustakawan secara psikis yakni Pusat Preservasi dan Alih Media Bahan Perpustakaan Leni Sudiarti. Ia mengutarakan bahwa menulis dapat menjadi ajang pengelolaan emosi. “Yang saya rasakan lega. Saya pernah baca penelitian bahwa cara menetralisir beban pikiran itu dengan menulis. Bebas menulis apapun walaupun belum tentu dapat solusi, namun kita merasa lebih lepas,” pungkasnya.

Diskusi ini juga menjadi momentum diluncurkannya Gerakan Pustakawan Menulis Buku. Gerakan ini bertujuan mendorong pustakawan aktif berkontribusi dalam penyediaan konten literasi melalui karya tulis buku.

Disaksikan lebih dari 250 peserta, acara ini telah berlangsung secara daring melalui Zoom dan live streaming di Youtube Perpusnas Press. Diskusi interaktif berjalan lancar dan mendapat respon positif dari peserta yang hadir.

 

Reporter & Dokumentasi: Alditta Khoirun Nisa

PerpusnasPerpustakaan NasionalBuku TerbaruPerpusnas RIPerpustakaan Nasional Republik IndonesiaKoleksi Digital

Hak Cipta 2022 © Perpustakaan Nasional Republik Indonesia

Jumlah pengunjung