Salemba, Jakarta – Pandemi yang sedang melanda dunia berdampak bagi semua lapisan masyarakat, tidak terkecuali bagi dunia perpustakaan. Perpustakaan terpaksa membatasi kunjungan onsite atau bahkan menutup layanannya, yang secara tidak langsung menyebabkan akses ke bahan bacaan menjadi terhambat. Namun, berkat kecanggihan teknologi yang telah diterapkan di berbagai perpustakaan, masyarakat tetap dapat mengakses layanan perpustakaan secara online.
Menyiasati kesulitan akses akibat pandemi, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPP PA) mengembangkan aplikasi iperempuandananak yang dapat diakses melalui smartphone, tablet, laptop, dan desktop berbasis Android, IOS, dan Windows. Aplikasi perpustakaan digital tersebut disosialisasikan secara online pada Rabu (14/10).
Sekretaris Menteri PP PA Pribudiarta Nur Sitepu dalam sambutannya berharap aplikasi tersebut dapat menjadi sumber pengetahuan mengenai isu-isu perempuan dan anak serta pengetahuan lainnya bagi  dinas PP PA di daerah dan masyarakat umum. Pribudiarta mengambil contoh di negara-negara maju di mana telah ada pemahaman bahwa perpustakaan merupakan pusat peradaban dan pusat ilmu pengetahuan. Dan hal itu menjadi prioritas dalam membangun perpustakaan di negara-negara maju. Selain itu, diharapkan juga perpustakaan pada akhirnya menjadi kebutuhan bagi semua.
“Mudah-mudahan pertemuan ini dapat menjadi bahan pencerahan bagi kami dan teman-teman di daerah dan memahami bahwa perpustakaan merupakan kebutuhan. Para ASN diharapkan juga menjadi butuh akan perpustakaan,†ujar Pribudiarta.
Senada dengan pernyataan Sesmen PP PA, Kepala Perpustakaan Nasional Muhammad Syarif Bando menegaskan bahwa perpustakaan tidak akan pernah hilang dan tetap berperan penting dalam sejarah umat manusia sampai akhir zaman. “Perpustakaan merupakan jembatan ilmu pengetahuan masa lalu, masa sekarang, dan masa depan,†pungkas Syarif Bando.
Â
Reporter: Eka Cahyani
Fotografer: Ahmad Kemal Nasution
Â