Sudah lebih 16 Bulan dr. Asyero Wundalero duduk sebagai anggota DPD RI Daerah Pemilihan Nusa Tenggara Timur. Semangatnya untuk membangun dan meningkatkan kesejahteraan daerahnya mendorongnya untuk berkomunikasi dan menjajaki kerja sama dengan berbagai pihak. Perpustakaan Nasional RI tidak luput dari sasarannya menjadi Lembaga yang dapat diajak untuk berkolaborasi membangun NTT. “Niat saya ke sini adalah untuk bersilaturahmi, saya juga tidak tahu program apa yang ada di Perpustakaan Nasional, mungkin ada program yang dapat disosialisasikan dan diterapkan di daerah saya,†ujar dr. Asyero.
Menanggapi keinginan dari dr. Asyero,  Sekretaris Utama Perpustakaan Nasional RI, Woro Titi Haryanti mengatakan bahwa kesejahteraan masyarakat harus dilakukan dengan meningkatkan daya saing masyarakat melalui peningkatan pengetahuan. “Kita tidak akan bisa bersaing dengan negara lain atau dengan provinsi lain, kalau kita tidak membaca. Peran Perpustakaan Nasional RI adalah mendekatkan bahan bacaan dan informasi kepada masyakat,†ujar Woro.Â
Lebih lanjut, Woro menjelaskan bahwa masalah utama di masyarakat bukanlah minat baca yang rendah, tetapi ketersediaan bahan bacaan bagi masyarakat yang sangat kurang baik dalam hal kuantitas maupun kualitas. Berbagai program dilakukan Perpustakaan Nasional dalam mengemban misi mendekatkan informasi tersebut. “Bentuk informasi bahan bacaan tersebut bisa bermacam-macam, bisa bentuk fisik buku ataupun dalam bentuk digital. Contoh Bantuannya misalnya Mobil Perpustakaan Keliling yang dapat menjangkau pelosok daerah dalam membawa koleksi buku, bantuan buku dan TIK yang membantu perpustakaan desa dalam memberikan layanan perpustakaan, dan bantuan Dana Alokasi Khusus untuk infrastuktur fasilitas perpustakaan di daerah.,†ujar Woro.Â
Ketersediaan akses bahan bacaan kemudian diharapkan dapat meningkatkan kegemaran membaca yang kemudian dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat itu sendiri."Jika mereka memahami apa yang mereka pelajari dengan membaca diharapkan mereka bisa meningkatkan kesejahteraannya. kita tidak bicara triliunan atau milyaran untuk untuk masyarakat yang di desa, tetapi paling tidak ibu-ibu dapat meningkatkan ekonomi dan kesehatan keluarga dengan membaca," pungaksnya.
Menghadapi kondisi pandemi Covid-19 yang saat ini sedang terjadi, Â Deputi Bidang Pengembangan Bahan Pustaka dan Jasa Informasi, Ofy Sofiana menjelaskan bahwa Perpustakaan Nasional RI tidak pernah berhenti berinovasi guna menyediakan informasi bacaan yang berkualitas bagi masyarakat.
Karena banyak layanan fisik perpustakaan yang terpaksa harus ditutup karena pandemi ini, Perpusnas terus mengembangkan berbagai layanan online unggulan untuk berbagai kebutuhan pengguna. Layanan tersebut di antaranya adalah iPusnas, e-Resources, e-Khastara, Indonesia OneSearch, Tanya Pustakawan, dan berbagai layanan lainnya yang bisa diakses secara online. Semua layanan tersebut dapat diakses gratis melalui jaringan internet. “Karena semakin banyak pemanfaatan koleksi online ini tentunya kami (Perpusnas) akan semakin senang. Kami juga siap membantu jika masyarakat membutuhkan koleksi perpustakaan dengan tema tertentu
Selain pemanfaat koleksi oleh seluruh masyarakat, kerja sama peningkatan pengetahuan dalam menjalankan layanan perpustakaan juga bisa dilakukan daerah dengan Perpustakaan Nasional RI.  “Misalnya berbagi ilmu ingin magang atau apa kami persilahkan di sini. Dari mulai misalnya mau magang soal layanan, perawatan bahan pustaka dan sebagainya kami menerima,†ucap Ofy.
Kepala Pusat Pengembangan Perpustakaan Umum dan Khusus , Upriyadi, merinci Dana Alokasi Khusus (DAK) yang akan diterima NTT pada tahun 2021. “Di rekap kami  ada 7 Kabupaten di NTT yang akan menerima DAK pada tahun 2021. Yang pertama adalah, Alor, Ende, Kupang, Nagekeo, Sumba Tengah , Sumba Timur, Provinsi NTT itu sendiri. Selain DAK ada juga bantuan dekonsentrasi yang juga diberikan kepada NTT. "Harapan kami untuk DAK dan Dekonsentrasi realisasinya dapat terpenuhi dengan baik, karena hal itu mempengaruhi kinerja kami juga," tambah Upriyadi.
Selain program-program tersebut, Perpusnas juga memiliki program perpustakaan yang bersifat pemberdayaan masyarakat. "Program Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial tahun 2021 rencananya akan dilaksanakan di 450 desa," terang Upriyadi.
Dari penjelasan pihak Perpustakaan Nasional, dr Asyero mengaku antusias untuk menjajaki kerja sama lebih lanjut untuk pelaksanaan berbagai program yang dimiliki Perpusnas. “Pertemuan ini merupakan pertemuan pertama dan saya berharap akan ada pertemuan-pertemuan berikutnya,†tutup Asyero.
Â
Â
Â