Salemba, Jakarta--Sekretaris Utama Perpustakaan Nasional, Sri Sumekar, melantik 20 pejabat pengawas dan administrator (eselon 3 dan 4), pada Jumat, (31/5). Dalam pesannya Sestama mengingatkan agar para pejabat yang terlantik untuk amanah. Pelantikan ini merupakan tindak lanjut adanya siklus pergantian karena adanya kekosongan jabatan akibat pensiun, wafat, dan tugas belajar ke luar negeri.
Ke-20 pejabat yang dilantik sebelumnya telah melalui serangkaian tahapan seleksi dan evaluasi oleh Tim Penilai Kinerja Perpusnas.Â  Seleksi dan evaluasi dilakukan melalui presentasi dan wawancara guna menggali dan mengevaluasi kompetensi manajerial, kompetensi teknis, dan kompetensi sosio kultural. Sesuai dengan amanah PP No 12 Tahun 2017 dan menjamin keberlanjutan pelaksanaan RB, Tim Penilai Kinerja akan melakukan evaluasi jabatan secara berkala.
"Apapun jabatan yang diemban, baik di struktural ataupun fungsional, setiap kita adalah pemimpin. Paling tidak pemimpin terhadap diri sendiri. Artinya saat ini Allah yang menghendaki sebagian kita menjadi pemimpin. Itu adalah amanah yang akan diminta pertanggungjawaban di akherat. Memimpin orang lain merupakan tugas tambahan dari Allah," pesan Sestama.
Sestama lantas mengutip QS Yusuf ayat 54-55, bahwa kriteria pemimpin yang baik adalah yang amanah (memperoleh jabatan dengan benar dan menunaikan dengan benar), amin (dapat dipercaya), hafiz (pandai menjaga amanah), dan alim (berpengetahuan tentang tugas jabatan dan kepemimpinannya).Â 
Barang siapa menjadi pemimpin, biarkan dia memulai dengan memimpin dirinya sendiri. Sebelum memimpin orang lain, dan biarkanlah di memimpin dengan teladan sebelum memimpin dengan kata-kata.Â 
Berikut nama-nama pejabat terlantik :
<ol>
<li>Tuti Hendrawati sebagai Kepala Bidang Kerja Sama Perpustakaan dan Otomasi</li>
<li>Emyati Tangke Lembang sebagai Kepala Bidang Akuisisi</li>
<li>Supriyanto sebagai Kepala Bidang Pengembangan Perpustakaan Sekolah dan Perguruan Tinggi</li>
<li>Luthfiati Makarim sebagai Kepala Bidang Layanan Koleksi Umum</li>
<li>Yeri Nurita sebagai Kepala Bidang Layanan Koleksi Khusus</li>
<li>Nurhadi Saputra sebagai Kepala Bidang Pengembangan Perpustakaan Umum dan Khusus</li>
<li>Made Ayu Wirayati sebagai Kepala Bidang ReprografiÂ </li>
<li>Witanto sebagai Kepala Bagian Tata Usaha</li>
<li>Rismini sebagai Kepala Bagian Hukum dan Humas</li>
<li>Wiratna Tritawirasta sebagai Kepala Bidang Transformasi Digital</li>
<li>Agus Sutoyo sebagai Kepala Bidang Layanan Kerja Sama dan Informasi UPT Perpustakaan Proklamator Bung Karno</li>
<li>Nurny Syam sebagai Kepala Bidang Pengembangan dan Pelestarian Bahan Pustaka UPT Perpustakaan Proklamator Bung Karno</li>
<li>Edi Wiyono sebagai Kepala Sub Bagian Penerbitan</li>
<li>Vira Farhana sebagai Kepala Sub Bidang Kerja Sama Perpustakaan</li>
<li>Arwan Subakti sebagai Kepala Sub Bagian Hubungan Masyarakat</li>
<li>Eka Tutik Rohmawati sebagai Kepala Sub Bagian Verifikasi</li>
<li>Alfa Husna sebagai Kepala Sub Bidang Perawatan dan Perbaikan Bahan Pustaka</li>
<li>Desy Rahmayeti sebagai Kepala Sub Bagian Tata Usaha UPT Perpustakaan Proklamator Bung HattaÂ </li>
<li>Asep Muslih sebagai Pustakawan Ahli Madya pada Pusat Pengembangan Koleksi dan Pengolahan Bahan Pustaka</li>
<li>Joko Sumarto sebagai Pustakawan Ahli Madya pada Pusat Pengembangan Pustakawan</li>
<li>Moh Kodir sebagai Pustakawan Ahli Madya pada Pusat Preservasi Bahan Pustaka</li>
</ol>
Â 
Reportase : Hartoyo Darmawan
Fotografer : Hartoyo Darmawan/Adit
Â 
Â

Lantik 21 Pejabat Pengawas, Administrator, dan Fungsional Ahli Madya, Sestama Ingatkan Agar Amanah  

Medan Merdeka Selatan, Jakartaâ€”Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, saat ini sedang menggiatkan program perpustakaan berbasis inklusi sosial. Sejumlah komunitas disasar sebagai target market perpustakaan keliling. Ini dilakukan sesuai arahan dan kebijakan dari Kepala Perpustakaan Nasional. Fakta itu disampaikan Singgih Riyadi, mewakili Dinas Perpustakaan Provinsi Yogyakarta saat bertemu dengan Kepala Pusat Pengkajian dan Pengembangan Minat Baca (P3MB) Perpusnas, Deni Kurniadi, Senin, (29/7).
 Saat ini Kab. Bantul memiliki 1.920 titik layanan perpustakaan keliling yang dijangkau dengan lima mobil keliling. Dua mobil diantaranya merupakan bantuan mobil pustaka keliling dari Perpusnas pada tahun 2005 dan 2017 lalu. â€œPerpustakaan keliling di Bantul kami gerakkan untuk menjangkau komunitas-komunitas, misalnya ke wilayah pengrajin. Kami hadirkan buku tentang pengembangan usaha kerajinan. Kami harap dengan langkah tersebut perpustakaan dapat membawa dampak langsung bagi kesejahteraan masyarakat Bantul,â€ jelas Singgih.
Namun, kendala yang dialami Dinas Perpustakaan Kab Bantul adalah kurangnya buku-buku. Ini menjadi hambatan dari program pengembangan literasi yang dijalankan sehingga belum sesuai seperti harapan. Belum memenuhi kebutuhan masyarakat. â€œKami mohon Perpustakaan Nasional mau membantu,â€ tambah Heru Sudibyo, Ketua Komisi A DPRD Kab. Bantul.
Menanggapi hambatan yang dialami Kab. Bantul, Kapus P3MB, Deni Kurniadi, mengatakan perpustakaan memang harus berkembang tidak lagi menunggu untuk dikunjungi. â€œKami apresiasi atas upaya yang dijalankan Dinas Perpustakaan Kabupaten Bantul,â€ ungkapnya.
 Lebih lanjut, Deni menjelaskan, sebagai instansi pembina perpustakaan, Perpusnas mendukung perpustakaan daerah melalui beberapa program. Salah satunya adalah program Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik Perpustakaan. â€œPada tahun 2019 ini Kabupaten Bantul menerima DAK sebesar 440 jutaâ€, imbuhnya.
Reportase: Eka Purniawati
Fotografer: Ahmad Kemal Nasution

Bantul Kembangkan Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial Lewat Perpustakaan Keliling

Medan Merdeka Selatan, Jakarta - Dalam upaya untuk meningkatkan pemahaman dan keterampilan masyarakat dalam dunia kopi, Perpustakaan Nasional (Perpusnas) menyelenggarakan workshop literasi kopi di Ruang Serba Guna Lt. 4 Gedung Layanan Perpustakaan Nasional Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta.
 
Workshop yang diadakan selama dua hari ini, Senin-Selasa 29-30 Mei 2023 ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan mendalam tentang kopi. Tak hanya teori saja, peserta pun diajarkan cara membuat kopi dengan baik sehingga dapat dijadikan sebagai usaha yang menguntungkan.
 
Cofee Specialist, Jonathan Yustisio membagi pengetahuan dan pengalamannya mengenai dunia kopi. Dikatakan bahwa industri kopi mengalami perkembangan tiap tahunnya. Di tahun 1985 berkembang industri kopi sachet, kemudian berkembang menjadi kopi franchise di tahun 2001.
 
"Kopi artisan di tahun 2013 dan di tahun 2016 mulai banyak bermunculan kopi kekinian yang menawarkan berbagai rasa kopi," paparnya dalam Workshop Literasi Kopi dengan tema Secangkir Kopi Energi berliterasi pada, Senin (29/5/2023).
 
Lebih lanjut, dia menjelaskan, pertumbuhan kedai kopi di Indonesia mengalami kenaikan tiga lipat, dari 1.083 kedai di tahun 2016 hingga 2.937 kedai di tahun 2019.
 
"Kopi sudah menjadi gaya hidup teutama gen Y dan gen Z, maka peluang bisnis pasti terbuka lebar. Ramainya bisnis kopi di Indonesia dikarenakan kopi telah menjadi gaya hidup gen Y dan Z, adanya media sosial untuk promosi dan eksistensi, adanya platform pesan antar online, serta akses mendapatkan bahan kopi mudah," jelasnya.
 
Barista, Bobby A. Siregar mengatakan, poin penting barista selain memiliki keahlian mengolah kopi, memahami kopi dan dapat berinteraksi dengan pelanggan.
 
"Keahlian barista salah satunya dengan membuat espresso dan manual brew. Espresso adalah ekstraknya kopi dan manual brew itu menyeduh kopi dengan alat-alat manual," katanya.
 
Dalam kesempatan itu, Bobby juga menjelaskan tentang bagian dari mesin espresso dan cara menggunakan mesin tersebut untuk menghasilkan kopi yang nikmat.
 
Kepala Pusat Jasa Informasi Perpustakaan dan Pengelolaan Naskah Nusantara, Agus Sutoyo mengatakan, Indonesia merupakan negara penghasil kopi, hampir setiap wilayahnya memiliki hasil perkebunan kopi.
 
Seperti, di Sumatera Utara, Sumatera Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Selatan. Tetapi, banyaknya informasi yang berkaitan dengan kopi tidak diekspos oleh para pustakawan yang ada di daerahnya.
 
"Maka ini kita coba, Perpusnas bisa mengangkat tentang kopi. Mengingat perpustakaan merupakan sumber informasi, dan pusat pembelajaran masyarakat," katanya.
 
Diharapkan, melalui workshop ini dapat menambah pengetahuan masyarakat mengenai kopi.
 
Dengan adanya workshop literasi kopi ini pula, diharapkan masyarakat akan semakin sadar akan potensi dan pentingnya kopi dalam kehidupan sehari-hari, serta dapat mengembangkan keterampilan yang dapat menghasilkan peluang usaha yang menjanjikan di industri kopi.
 
&nbsp;
 
Reporter: Wara Merdeka
 
Fotografer: Alfyan

Workshop Literasi Kopi, Masyarakat Diberikan Pengetahuan dan Keterampilan Membuat Kopi sebagai Usaha

Medan Merdeka Selatan, Jakarta - Kedutaan Besar Guatemala mengadakan Kunjungan Kehormatan pada Senin (1/11/2021) pagi di Ruang Rapat Pimpinan lt.5 Gedung Perpustakaan Nasional Jl. Medan Merdeka Selatan no. 11.
Kunjungan ini digagas oleh H.E. Maynor Jacobo CuyÃºn Salguero, yang merupakan Duta Besar Republik Guatemala untuk Indonesia, serta dua orang Sekretaris Duta Besar Republik Guatemala untuk Indonesia. Sedangkan dari Perpustakaan Nasional (Perpusnas) diwakili oleh Woro Titi Haryanti selaku Sekretaris Utama Perpustakaan Nasional, serta Ofy Sofiana selaku Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Perpustakaan.
Dalam kunjungan ini Kedutaan Besar Guatemala turut menyerahkan secara simbolis 5 buku yang sangat bermakna untuk masyarakat Guatemala untuk menjadi koleksi Perpustakaan Nasional, buku-buku tersebut adalah : Las Ideas Political en el Teatro de Manuel Galich, Poesia : Sien de Alondra, Los Mares Ignotos, El Violin Valsante de Huis Armandel serta Mario Monteforte Toledo en Madrid : Conferencias y Grabaciones 1995-1999.
Buku yang diserahkan kepada Perpustakaan Nasional RI merupakan buku yang memiliki nilai simbolik, sejarah dan budaya negara Guatemala. Duta Besar Republik Guatemala H.E. Maynor Jacobo CuyÃºn Salguero, menyampaikan merupakan kehormatan menyumbangkan 5 buku dari penulis Guatemala untuk Perpustakaan Nasional Indonesia. Dari salah satu bukunya ada karya Miguel Angel Asturias yaitu Poesia : Sien de Alondra. Miguel Angel Asturias merupakan salah satu pemenang Nobel Prize for Literature tahun 1967. Untuk masyarakat Guatemala punya nilai yang sangat penting untuk budaya.
Duta Besar Guatemala berharap dapat menjalin hubungan erat dalam hal-hal konservasi buku dan perpustakaan. Dengan adanya teknologi digital, preservasi buku menjadi lebih mudah . Namun nilai sejarah dan nilai budaya buku fisik masih sangat dihargai. Menjaga buku fisik antik/kuno adalah misi yang penting bagi semua perpustakaan,â€ ujarnya.
Pihaknya sangat antusias mengenai kerja sama yang telah dijalin Perpusnas dengan negara lain. Maynor Jacobo berharap adanya kesempatan kerja sama dalam bidang pameran kebudayaan, foto lukisan dan film. Pihaknya akan mencoba menjalin komunikasi kerja sama dengan perpustakaan disana, agar ada film Bahasa Indonesia dengan subtitle Bahasa Spanyol yang diputar disana.
Sementara itu, Sekretaris Utama Perpusnas, Woro Titi Haryanti menjelaskan Perpusnas telah menjalin kerja sama dengan berbagai negara. Sebagai bentuk implementasinya, Perpusnas juga turut mengadakan acara kenegaraan, seperti Cuba Culture dan Lomba melukis Kazakhstan.
Â 
Reporter : Syifa Azka Layalia
Fotografer : Ahmad Kemal Nasution

Jalin Persahabatan, Perpustakaan Nasional Menyambut Kunjungan Kehormatan Kedutaan Besar Republik Guatemala

Jayapura, Papua - Indonesia memiliki satu agenda nasional penting yang sedang dipersiapkan yakni generasi emas. Untuk mampu mewujudkannya di seluruh tanah Indonesia, termasuk Papua, diperlukan kolaborasi yang terjalin apik dari semua lapisan masyarakat guna menanamkan aktivitas membaca dan menulis menjadi kebiasaan dan budaya.
Mewakili Pj. Gubernur Papua, Staf Ahli Bidang Kemasyarakatan dan SDM Provinsi Papua, Elsye Rumbekwan mengatakan selain untuk menambah pengetahuan, membaca menjadi satu aktivitas penting untuk melatih fokus dan konsentrasi, juga meningkatkan kinerja otak hingga mengurangi stress.
&ldquo;Itulah pentingnya membaca, bukan hanya sekadar hiburan namun juga merupakan latihan kognitif yang penuh manfaat. Saat mata merajut huruf menjadi kata dan kalimat, otak kita merespon dengan memusatkan perhatian. Inilah momen di mana fokus dan konsentrasi bekerja secara sinergis,&rdquo; ucapnya.
Sementara itu, Duta Baca Indonesia (DBI), Gol A Gong mengisahkan bahwa kebiasaan membaca yang diperoleh dari rumah berkat orang tuanya, mampu memberikan berkah tersendiri dalam hidupnya.
Sejak duduk di bangku sekolah kelas 4 SD, dia harus merelakan tangannya diamputasi dan menerima penilaian dari orang-orang atas kehidupannya yang akan suram karena menjadi orang bekebutuhan khusus.
&ldquo;Bapak dan ibu menempa saya dengan tiga kegiatan rutin harian yakni berlari, membaca, dan mendengarkan dongeng. Hadiah dari ketekunan saya, kebiasaan membaca yang tadinya hanya hobi membawa saya ke sebuah profesi yang menyenangkan yaitu wartawan, saya juga menulis 125 buku. Jadi, buku membuat saya berdaya,&rdquo; kisahnya.
Acara Bincang-Bincang Duta Baca Indonesia di Provinsi Papua yang mengangkat tema Gerakan Indonesia Membaca: Membaca Itu Sehat, Menulis Itu Hebat diselenggarakan secara hibrida, Kamis (29/2/2024) atas kerja sama antara Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas) dan Dinas Arsip dan Perpustakaan Daerah Provinsi Papua.
Sebagai narasumber pertama, Duta Baca Provinsi Papua, Michael J. Yarisetouw membenarkan keluarga memainkan peran penting dalam membentuk kebiasaan membaca anak.
&ldquo;Ketika terpilih menjadi Duta Baca, saya membuat gerakan Waktu Membaca keluarga. Karena dulu waktu saya kecil, saya tidak punya buku tapi mama saya tulis doa Bapa kami besar-besar untuk saya belajar. Dari situ, jadi sebelum saya masuk SD, saya sudah tahu membaca. Bapak saya pun demikian, beliau ini mengharuskan saya setiap pagi membaca satu pasal alkitab yang selanjutnya wajib saya jelaskan setelah doa bersama,&rdquo; kenangnya. 
Lebih lanjut, dia menambahkan literasi bukan hanya tentang baca dan tulis namun bagaimana kemampuan seseorang dalam mengakses dan memahami informasi yang didengar dan dibaca. Kemudian hasilnya dituliskan dan dapat berguna bagi masyarakat luas, serta bermanfaat untuk keberlangsungan hidupnya sendiri.
Penulis, Jose Alvan Ohei sependapat dengan slogan DBI yaitu Membaca Itu Sehat, Menulis Itu Hebat karena menurutnya ke depan di Papua masih belum akan ada banyak penulis baru yang bermunculan. Hal ini disebabkan aktivitas menulis merupakan sebuah panggilan jiwa dan karena belum terbangun kebiasaan membaca maka permasalahan dasarnya masih harus dibenahi.
&ldquo;Karena tidak biasa membaca maka anak-anak Papua akan susah untuk beralih ke tangga selanjutnya guna menuangkan apa yang ada di pikirannya ke dalam bentuk tulisan. Namun bukan berarti mustahil, melainkan butuh waktu panjang untuk melahirkan penulis yang banyak, apalagi jika tidak didukung oleh pemerintah. Menulis adalah hilir dari hulunya membaca,&rdquo; jelasnya. &nbsp;
Pada kesempatan yang sama, Pegiat Literasi Provinsi Papua, Hanny Felle sebagai peraih penghargaan Nugra Jasa Darma Pustaloka Kategori Masyarakat Tahun 2023 menjelaskan bahwa perempuan berperan sebagai penentu untuk generasi masa depan papua. Dengan kata lain, perempuan adalah ujung tombak untuk menggerakkan literasi.
&ldquo;Saya menjadi pegiat literasi dimulai dari tiga buku, hingga akhirnya sampai saat ini saya mampu membuka sekitar 25 perpustakaan di Kabupaten Jayapura. Kita harus menyadari bahwa pekerjaan yang dilakukan ini tidak digaji, tapi kita kerja dari apa yang ada pada kita dan melayani dengan hati,&rdquo; pungkasnya.
Reporter: Basma Sartika
 Dokumentasi: Prakas Agrestian

Papua Bangun Generasi Emas Melalui Baca dan Tulis

Medan Merdeka Selatan, Jakarta -Â Bagi perguruan tinggi, kehadiran perpustakaan merupakan hal yang mutlak. Kehadiran perpustakaan sangat dibutuhkan mahasiswa terutama untuk menelusur tugas-tugas akademik ataupun pengayaan keilmuan.Tanpa perpustakaan, akreditas perguruan tinggi tidak akan mencapai predikat baik.Â 
Hal tersebut disampaikan Kepala Perpustakaan Nasional, Muhammad Syarif Bando, saat menerima kunjungan Rektor Universitas Nurtanio (Unnur), Tatan Kustana, pada Rabu, (8/7). Kunjungan tersbut merupakan tindak lanjut dari penandatangan Memorandum of Understanding (MOU) antara Universitas Nurtanio dengan Perpusnas, bertepatan dengan penyelenggaraan Rakornas Perpustakaan 2020 di Jakarta. Secara khusus, Rektor Unnur mengharapkan dukungan dari Perpusnas untuk pendaftaran keanggotaan mahasiswa, dan bantuan pengadaan koleksi.
"Anggaran universitas hampir 80 persen digunakan untuk kebutuhan perkuliahan penerbangan. Masih amat terbatas untuk alokasi perpustakaan," ungkap Tatan. Selain itu, Tatan mengharapkan kesediaan Perpusnas menerima kesempatan magang para mahasiwa untuk menimba ilmu di Perpusnas.
Menanggapi permohonan Rektor Unnur, Kepala Perpusnas menpersilakan Unnur melihat seluruh koleksi Perpusnas yang terdapat dalam OPAC (Online Public Access Catalogue), kemudian di list koleksi atau buku-buku apa saja yang dibutuhkan agar bisa diadakan oleh Perpusnas. Di samping itu, Perpusnas memilki miliaran artikel jurnal yang bisa diakses kapan pun. Sedangkan untuk keperluan magang, Kepala Perpusnas mempersilakan jika kondisi sudah bisa dilaksanakan.
"Dalam waktu dekat, Perpusnas akan segera mendata 3.000 mahasiswa Unnur menjadi bagian dari anggota Perpusnas, termasuk para tenaga pengajar (dosen). Kami juga kan memberikan perkuliahan umum tentang perpustakaan," tambah Syarif Bando.Â 
Reportase : Hartoyo Darmawan
Fotografer : Rd. Radityo
Â

Universitas Nurmatio Tindak Lanjuti MOU Dengan Perpusnas

Medan Merdeka Selatan, Jakarta â€“ Aparatur Sipil Negara atau ASN adalah roda penggerak dari birokrasi. Di seluruh dunia, birokrasi itulah yang akan menentukan sejarah panjang perjalanan kejayaan bangsa. Semakin kuat birokrasi suatu negara, maka dipastikan semakin maju negara itu. Demikian disampaikan, Kepala Perpustakaan Nasional, Muhammad Syarif Bando, di Ruang Teater Lantai 2, Gedung Layanan Perpustakaan Nasional, Senin (3/2).
â€œDan kuat tidaknya suatu birokrasi, ada pada tangan kita dan masa depan Perpustakaan Nasional ini ada di tangan 300 PNS yang baru dilantik ini,â€ ujarnya.
Syarif menyampaikan, penting bagi PNS baru di lingkungan Perpustakaan Nasional untuk mendengarkan penjelasan dari Komite ASN (KASN). KASN hadir untuk memberikan perlindungan hak-hak ASN, tentu saja tanpa melupakan kewajibannya.
â€œKami mohon KASN memberikan arahan bagaimana ASN dalam kaitannya dengan antar lembaga dan semua pegawai di Indonesia. Dan perlu diingat untuk PNS juga harus berhati-hati dalam memposting sesuatu di media social,â€ lanjutnya.
Dalam kesempatan tersebut, hadir sebagai pembicara, anggota KASN, Mustari Irawan yang merupakan mantan Kepala ANRI. Kegiatan ini diikuti sebanyak 300 PNS Perpustakaan Nasional yang baru dilantik oleh Kepala Perpustakaan Nasional.
Reportase : Wara Merdekawati
Fotografer : Raden Radityo

Berita

Kepala Perpusnas : ASN adalah Roda Penggerak Birokrasi