Medan Merdeka Selatan, Jakarta--Kepala Perpustakaan Nasional RI Muhammad Syarif Bando secara resmi mengukuhkan pengurus pusat Ikatan Pustakawan Indonesia periode 2018-2021, Senin, (14/01). Ketua Umum IPI kini disandang T. Syamsul Bahri menggantikan ketua periode sebelumnya, Dedi Junaedi. Dalam kesempatan ini pula, digelar seminar ilmiah kepustakawanan dengan menghadirkan nara sumber Direktur Pendidikan Tinggi, IPTEK, dan Kebudayaan Kementerian PPN/Bappenas Amich Alhumami.
Dalam arahannya, Kepala Perpusnas meminta para pustakawan berani terjun langsung ke daerah. Tidak lagi berkutat dengan pekerjaan seperti katalogisasi. Perpustakaan nasional sudah bekerja sama dengan Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal untuk menciptakan sudut-sudut perpustakaan baru di tiap desa dengan menggunakan anggaran dana desa. Artinya, pustakawan siap disebar. Membagikan keilmuannnya, dan membantu memecahkan problem masyarakat. "Pustakawan harus berani tampil dan bekerja keras dalam melayani masyarakat," imbuhnya. Secara khusus, Kepala Perpusnas juga meminta keberanian pengurus IPI menggaet satu juta orang menjadi member dari IPI.Â
Senada dengan Kepala Perpusnas, Ketua Umum PP-IPI yang baru T. Syamsul Bahri pun mengatakan pustakawan yang tergabung dalam wadah IPI dituntut untuk bekerja keras dan melahirkan karya besar untuk dunia kepustakawanan Indonesia. Di era milenial ini, semua jajaran IPI, baik di pusat dan daderah harus bersinergi mengangkat harkat dan martabat profesi pustakawan dalam kancah pembangunan masa depan. "Bekerja dan berkarya adalah pilihan demi mengangkat eksistensi kepustakawanan Indonesia".
Pada kesempatan yang sama, Direktur Pendidikan Tinggi, IPTEK, dan Kebudayaan Kementerian PPN/Bappenas Amich Alhumami mengharapkan bahwa pustakawan jangan membatasi pengetahuan dari satu disiplin ilmu saja. Pustakawan adalah mesin pengembang perpustakaan, kepustakaan dan penggerak literasi. Dan perpustakaan adalah salah satu elemen yang terpenting bagi pembangunan masyarakat. Perpustakaan sejak di era lampau telah menjadi ikon dari suatu imporium dari masa ke masa.  Membangun masyarakat yang berdaya saing harus dimulai dengan pendidikan yang berkualitas. "Gerakan literasi sudah bertransformasi. Masyarakat tidak hanya cakap dalam membaca tapi juga harus mengusai Iptek yang dibarengi dengan inovasi-inovasi," terang Amich.
Reportase : Hartoyo DarmawanÂ
Â