Jakarta, Perpustakaan bukan tentang seberapa banyak koleksi dan fasilitas yang dimiliki. Tetapi sejauh mana perpustakaan dapat bermanfaat bagi masyarakat.
Demikian disampaikan Kepala Perpustakaan Nasional (Perpusnas) Muhammad Syarif Bando saat memberikan Keynote Speech dalam Rapat Koordinasi Pengembangan Koleksi Nasional 2023.
Rapat koordinasi yang mengangkat tema Strategi Pengembangan Koleksi Perpustakaan Pasca Pandemi Covid-19 diselenggarakan secara hibrida pada Selasa, (30/5/2023).
Pasalnya, paradigma mengenai pustakawan dan pengelolaan perpustakaan kini telah berubah.
Menurutnya, 10 persen pengelolaan perpustakaan untuk manajemen koleksi, 20 persen untuk manajemen ilmu pengetahuan, dan 70 persen untuk transfer ilmu pengetahuan.
"Peran pustakawan jangan hanya melayani koleksi saja tetapi tugas kita melayani ilmu pengetahuan untuk masyarakat," ungkapnya.
Dia mengatakan, tantangan yang saat ini dihadapi adalah bagaimana koleksi-koleksi ini dapat mencerdaskan anak bangsa. Dan sejauh mana masyarakat dapat mengkonsumsi buku-buku tersebut untuk memecahkan problematika ekonominya.
"Maka perlu adanya kolaborasi antara Perpusnas, penerbit, penulis maupun pemerintah daerah mengenai kebutuhan bahan bacaan masyarakat. Mulai dari jumlah buku yang terbit di daerah hingga bacaan apa saja yang dibutuhkan masyarakat," lanjutnya.
Sementara itu, Deputi Bidang Pengembangan Bahan Pustaka dan Jasa Informasi, Mariana Ginting, menyampaikan, pengembangan koleksi perpustakaan terutama dalam masa pemulihan ekonomi Indonesia pascapandemi dilakukan berdasarkan potensi lokal, nilai lokal, dan kearifan lokal.
"Pengembangan koleksi yang lebih dekat dan kontekstual dengan kebutuhan masyarakat setempat di berbagai daerah dengan ciri khasnya masing-masing," tuturnya.
Deputi memaparkan, langkah strategis yang dilakukan diantaranya mendorong kerjasama dan kolaborasi dengan penerbit untuk meningkatkan terbitan bertema potensi lokal/konten, memfokuskan kegitan hibah dari perseorangan ataupun lembaga yang bertema potensi lokal/konten lokal, meningkatkan produksi dan reproduksi konten kreatif atau kemas ulang informasi seiring kemajuan digital.
"Dengan mengembangkan startegi dan arah kebijakan yang berbasis konten potensi lokal, perpustakaan tidak hanya menjadi pusat informasi dan pengetahuan ettapi juga relevan bagi kehidupan sosial dan ekonomi mereka," paparnya.
Dalam laporannya, Direktur Deposit dan Pengembangan Koleksi Perpustakaan, Emyati Tangke Lembang menjelaskan, berdasarkan Undang-Undang Nomor 43 tahun 2007 pasal 7 ayat (1) huruf a: Perpusnas berkewajiban untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas koleksi yang ada di perpustakaan.
"Pengembangan koleksi bahan perpustakaan merupakan salah satu kegiatan pokok dalam rangkaian pengelolaan perpustakaan," jelasnya.
Dia menyebut jumlah koleksi Perpusnas hingga akhir tahun 2022, sebanyak 7.774.375 eksemplar. Dengan rincian, 2.890.859 eksemplar koleksi deposit dan 4.883.516 eksemplar koleksi layanan.
Reporter: Wara Merdeka
Fotografer: Prakas Agrestian