Kota Malang Diminta Ikut Manfaatkan Program DAK

Perpustakaan Nasional Republik Indonesia

Medan Merdeka Selatan, Jakarta--Kendala dana yang minimalis bahkan ala kadarnya sering menjadi persoalan yang acap dialami pemerintah daerah dalam giatnya mengembangkan perpustakaan dan literasi. Seperti halnya yang dialami Kota Malang yang hanya mendapat jatah sekitar Rp 2 miliar per tahun untuk program perpustakaan dan literasi. Anggaran yang terbatas, kalau ingin menambah dana untuk penambahan buku, misalnya, malah jadi bikin iri dinas-dinas lain.

Hal ini terungkap saat Deputi Pengembangan Sumber Daya Perpustakaan Perpusnas Woro Titi Haryanti menerima kunjungan kerja Komisi D DPRD Kota Malang dan perwakilan dinas perpustakaannya, Senin, (29/4). Menanggapi persoalan tersebut, Deputi tidak menyalahkan karena tiap daerah memiliki kemampuan finansial yang berbeda. Seharusnya dengan adanya Perda tentang perpustakaan yang juga telah dimiliki Kota Malang, hal itu patut menjadi perhatian lebih karena urusan perpustakaan sudah menjadi urusan wajib non dasar dari pusat hingga daerah.

Meski begitu, Deputi II Perpusnas menyarankan kepada dinas perpustakaan untuk merapat ke Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) setempat. Program dana alokasi khusus (DAK) sudah kembali dibuka tanggal 1 Mei nanti untuk periode tahun 2020. DAK adalah program yang digulirkan pemerintah pusat c.q Bappenas dan Perpustakaan Nasional berupa bantuan khusus di bidang perpustakaan. Bantuan yang diberikan mencakup empat aspek, yakni pembangunan gedung fasilitas layanan perpustakaan senilai Rp 10-15 miliar, rehabilitasi gedung layanan perpustakaan senilai maksimal Rp 5 miliar, bantuan kebutuan perangkat teknologi informasi dan komunikasi (TIK) senilai Rp 250 juta, dan bantuan untuk pengadaan koleksi senilai Rp 250 juta. Sama dengan bantuan TIK. 

"Untuk bantuan pengadaan koleksi Perpusnas menyerahkan ke tiap daerah yang tahu kebutuhan koleksi terutama yang berkaitan dengan konten lokalnya," terang Deputi.     

Selain bantuan DAK, Perpusnas juga secara rutin memberikan bantun dalam bentuk dana dekonsentrasi yang dikucurkan melalui dinas perpustakaan provinsi. Kebutuhan dana dekonsentrasi ini diperuntukkan untuk aktivitas perlombaan, seperti lomba perpustakaan sekolah, perpustakaan desa, pustakawan berprestasi, lomba bercerita maupun kegiatan sosialisasi akreditasi.  

Sekedar informasi tambahan, program Indonesia One Search (IOS) saat ini sudah semakin massif. Sedikitnya ada 1.300 perpustakaan tergabung dan terhubung di dalamnya. Ke semua perpustakaan yang telah terhimpun dalam IOS wajib mengumpulkan metadata atau bibliografinya. IOS memberikan kemudahan karena literatur bisa diperoleh dari mana saja. Di masa mendatang, IOS akan dilengkapi dengan perangkat yang mampu mendeteksi duplikasi suatu karya ilmiah. "Perangkat anti plagiarism sedang kita kembangkan," imbuh Deputi.  

 

Reportase : Hartoyo Darmawan

Fotografer: Hartoyo Darmawan

PerpusnasPerpustakaan NasionalBuku TerbaruPerpusnas RIPerpustakaan Nasional Republik IndonesiaKoleksi Digital

Copyright 2022 © National Library Of Indonesia

Number of visitor: NaN