Banda Aceh, Aceh - Internalisasi nilai-nilai nasionalisme merupakan sebagian kecil dari pendidikan yang ada. Internalisasi nilai-nilai budaya yang terkandung dalam pendidikan dapat membentuk karakter bangsa serta mencegah negatif globalisasi dan menanamkan nasionalisme bangsa. Lewat pendidikan upaya internalisasi dapat tumbuh membentuk sikap dan karakter bangsa. Internalisasi bisa dimaknai sebagai proses belajar kebudayaan dalam tiap individu.Â
"Pendidikan adalah proses perubahan sikap dan perilaku seorang atau kelompok. Lewat pendidikan karakter manusia mampu membedakan mana yang baik yang buruk. Pendidikan sejatinya membuat manusia lebih manusiawi," ucap Plt. Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Aceh Didi Setiadi pada Talkshow Internalisasi Pemikiran Bung Karno di Universitas Syah Kuala, Kamis, (12/9).
Internalisasi pemikiran Bung Karno adalah upaya menumbuhkan kembali semangat nasionalisme sekaligus kebanggaan terhadap bangsa. Â
Menurut Kepala BIdang Layanan Informasi dan Kerja Sama UPT Perpustakaan Bung Karno Agus Sutoyo, tujuan utama sosialisasi adalah untuk memfungsikan kembali perpustakaan sebagai sarana mencerdaskan sekaligus melestarikan nasionalisme Indonesia. "Pemikiran dan nasionalisme Bung Karno sampai saat ini masih relevan diimplementasikan dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Sosialisasi nasionalisme dan idealisme Bung Karno juga sekaligus sebagai titik balik membangun kembali rasa nasionalisme Indonesia melalui perpustakaan dan pendidikan karakter bangsa," ujarnya.Â
Sementara sejarawan muda Unsyiah Tengku Bahagia mengatakan kita perlu menghidupkan kembali rasa kebangsaan yang baru-baru ini menjadi catatan karena terjadi gesekan-gesekan sehingga menimbulkan permasalahan sosial dan keberagaman. Salah satu bagian penting pendidikan untuk menanamkan konsep keberagaman adalah pendidikan sejarah. Pendidikan sejarah sangat besar pengaruhnya dalam membentuk kasadaran dan karakter bangsa.Â
"Pendidikan sejarah merupakan proses kultural dalam rangka national building, dan proses pelembagaan nilai-nilai positif, seperti nilai-nilai warisan leluhur, nilai-nilai herosime dan nasioanlisme, nilai-nilai masyarakat industri, maupun nilai-nilai ideologi bangsa," ungkap Tengku.
Sosialisasi Perpustakaan Proklamator Bung Karno diselenggarakan berkat kerja sama UPT Perpustakaan Bung Karno dengan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Aceh yang dihadiri peserta lebih dari 354 orang yang terdiri dari pelajar dan guru-guru sejarah, mahasiswa dan dosen, komunitas membaca, penggiat literasi dan masyarakat. Acara juga dimeriahkan dengan diskusi interaktif, kuiz, dan pameran khusus koleksi yang ditulis Bung Karno dan tentang Bung Karno.**
Reporter: Sri Handayani/Fotografer: Hanafi