Banjarmasin, Kalsel—Dewasa ini index budaya membaca semakin meningkat, dimana Kota Banjarmasin masuk ke dalam tingkat sedang. Hal itu terjadi berkat dukungan yang diberikan secara nyata oleh Wali Kota Banjarmasin Ibnu Sina.
Pengembangan perpustakaan dan pembudayaan kegemaran baca menuju Indonesia cerdas dan maju, merupakan upaya penguatan literasi yang berfokus pengentasan kemiskinan melalui peningkatan literasi untuk kesejahteraan.
Menanggapi itu, Sekretaris Utama Perpustakaan Nasional Sri Sumekar berkata "Perpusnas memberikan Dana Alokasi Khusus (DAK) untuk ikut membantu pemerintah daerah dalam mengembangkan budaya baca. Karena itu perpustakaan harus bergerak mengikuti perkembangan zaman," imbuhnya.
Dalam acara Talkshow bertema Pembudayaan Gemar Membaca yang diadakan di Himalaya Ballroom Hotel Banjarmasin Internasional, pada Kamis (5/12), Walikota Banjarmasin Ibnu Sina, mengatakan bahwa perpustakaan adalah simbol peradaban maka dari itu harus ditempatkan di pusat kota.
Selain itu, untuk meningkatkan minat baca masyarakat Banjarmasin, Ibnu, berencana membuka taman membaca di Ruang Terbuka Hijau (RTH) Taman Kamboja dan meluncurkan perpustakaan digital dengan sekitar 1.500 buku dalam waktu dekat.
Dari mata Duta Baca Indonesia Najwa Shihab, Indonesia masih memiliki tantangan terbesar yakni literasi. Literasi sejatinya adalah menggunakan semua kemampuan untuk menggali potensi diri dalam memahami yang sudah diketahui guna meningkatkan kualitas hidup.
Kecintaan membaca sendiri seharusnya di dapatkan dari keluarga. Karena dari keluarga terutama orang tua, anak-anak memperhatikan dan mencontoh semua cara bertindak dan bertutur.
Di era digital ini, kebebasan informasi yang ada harus dibarengi dengan kedewasaan diri dalam menentukan mana yang baik dan buruk. Dan pembaca yang baik pasti memiliki keluasan hati, tidak mudah memprovokasi dan bukan orang yang mudah menghakimi.
"Pembaca yang berhasil adalah orang yang memiliki kemampuan untuk mencari kesesuaian pola pikir dan imajinasi. Jangan menutup diri untuk pemikiran tertentu. Mari mencari kesamaan di tengah perbedaan," tutup Najwa.
Reportase : Basma Sartika/Agus Djoko
Fotografer : Ahmad Kemal
Â