Jakarta, 30 Januari 2025 - Dalam rangka memperingati Hari Braille Sedunia, Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas) menyelenggarakan diskusi dengan tema“Menyentuh Dunia dengan Braille: Mengenal Koleksi Braille Perpustakaan Nasional RI”.
Kepala Pusat Jasa Informasi dan Pengelolaan Naskah Nusantara (Pujasintara) Perpusnas Suharyanto menyampaikan Hari Braille Sedunia diperingati tiap tanggal 4 Januari untuk mengenang Louis Braille, pencipta sistem tulisan Braille.
“Sistem tulisan Braille ini digunakan oleh penyandang disabilitas sensori netra untuk menulis, membaca, dan mengakses informasi dari sumber tercetak,” ungkapnya, Kamis (30/1/2025).
Kegiatan yang diselenggarakan secara daring ini, bertujuan untuk memberikan informasi dan pengetahuan kepada masyarakat luas mengenai sistem tulisan Braille, serta memperkenalkan layanan Lansia dan Disabilitas yang dimiliki Perpusnas.
“Layanan ini terletak di Lantai 7B Gedung Fasilitas Layanan Perpusnas dan menyediakan berbagai koleksi dan fasilitas untuk pemustaka lansia dan disabilitas,” lanjutnya.
Perpusnas saat ini memiliki koleksi Braille yang sangat lengkap, terdiri dari 2.231 judul dan 8.462 eksemplar. Meskipun demikian, jumlah pemustaka netra yang memanfaatkan koleksi ini masih terbilang rendah. Oleh karena itu, melalui acara ini, Perpusnas berharap dapat menarik lebih banyak minat dari pemustaka disabilitas untuk memanfaatkan koleksi dan layanan yang tersedia.
Pustakawan Ahli Muda Indah Ekaputri menjelaskan tentang layanan yang disediakan Perpusnas untuk pemustaka lansia dan disabilitas, termasuk koleksi dan fasilitas yang dapat diakses oleh penyandang disabilitas.
Dia memaparkan sejarah koleksi Braille di Perpusnas sejak pertama kali didirikan tahun 1989. Perpusnas telah mengalami berbagai transformasi untuk menyediakan layanan yang lebih inklusif dan mudah diakses oleh penyandang disabilitas. Hal ini sejalan dengan amanat Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan.
Sementara itu, Pustakawan Layanan Lansia dan Disabilitas Perpusnas Ivan Suswandar membahas tentang perkembangan Braille di Indonesia, termasuk sejarah masuknya huruf Braille dan cara menulis serta membaca huruf Braille.
Ivan juga menyentuh topik mengenai pengaruh buku digital terhadap kemampuan menulis dan membaca Braille. Tidak dapat dipungkiri bahwa semakin hari teknologi berk embang pesat, tentu ini memberikan pengaruh terhadap lini kehidupan umat manusia termasuk literasi.
Menurutnya, terdapat beberapa pengaruh buku digital terhadap literasi dari pemustaka disabilitas khususnya netra, yakni: menurunnya ketertarikan belajar menulis dan membaca huruf Braille, menurunnya ketertarikan untuk membaca sumber bahan bacaan dalam bentuk Braille, dan tidak adanya peningkatan kecepatan dalam menulis dan membaca huruf Braille.
Acara ini dihadiri lebih dari 574 peserta secara daring yang disiarkan melalui zoom dan kanal Youtube Radio WBS Perpusnas.