Â
Medan Merdeka Selatan, Jakarta - Momentum peringatan ulang tahun Ikatan Pustakawan Indonesia (IPI) jangan hanya dirayakan secara seremonial saja, tetapi dapat menjadi evaluasi progres capaian kinerja organisasi. Hal tersebut disampaikan, Kepala Perpustakaan Nasional, Muhammad Syarif Bando, dalam acara Peringatan Hari Pustakawan dan Ulang Tahun ke-47 organisasi IPI, Selasa (7/7).
"Karena saat ini pustakawan dituntut untuk action. Bukan lagi seremonial. Apa yang akan dilakukan untuk mengembangkan perpustakaan. Saya menggarisbawahi niatan sejumlah program yang pernah disampaikan pengurus pusat saat pengukuhan namun belum maksimal direalisasikan," ujarnya.
Beberapa program tersebut, lanjut Syarif Bando, diantaranya membentuk kepengurusan IPI hingga di tingkat kabupaten/kota, membentuk tim penilai di lembaga atau mitra, mengambil bagian diklat asesor dan rumusan standar perpustakaan yang ada. Di samping itu, Syarif Bando berharap IPI dapat membuat roadmap pembinaan untuk pengembangan perpustakaan di Indonesia.
Keberadaan pustakawan di Indonesia diakui memang belum mencukupi jumlah ideal. Tetapi, kondisi ini jangan sampai juga menjadi sebuah paradoks. Di satu sisi mengeluhkan tentang kurangnya tenaga pustakawan, namun di sisi lain lain pustakawan kurang mengambil peran strategis dalam pembangunan.
Sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang Undang Nomor. 43 tahun 2007 tentang Perpustakaan, dan Undang Undang Nomor 13 tahun 2018 tentang Serah Simpan Karya Cetak dan Karya Rekam (SSKCKR) menjadikan pustakawan harus terus mengembangkan diri. Terutama di era pandemi saat ini, peran perpustakaan masih tertinggal dalam menyajikan informasi atau data.
"Dunia berubah dengan informasi. Dan simbol informasi salah satunya adalah perpustakaan. Siapa yang tidak cinta dengan perpustakaan. Dan saya ingin pustakawan bisa eksis berselancar memberikan informasi dengan menggunakan teknologi," tambah Syarif Bando
Menanggapi pernyataan Kepala Perpusnas, Ketua Umum PP IPI, T. Syamsul Bahri mengatakan bahwa pihaknya saat ini terus bekerja keras meningkatkan kompetensi dan profesionalisme pustakawan Indonesia demi memajukan perpustakaan.
Momentum pengukuhan di Surabaya dipertegas lagi dengan hasil Kongres IPI di Batam pada 2019 lalu. IPI, dikatakan Syamsul Bahri telah merumuskan tujuan besar yang tidak sekedar meningkatkan profesionalisme pustakawan tetapi juga termasuk mengembangkan ilmu perpustakaan, dokumentasi dan informasi, serta mengabdikan dan mengamalkan tenaga dan keahlian untuk bangsa dan negara.
"Meski ditengah pandemi Covid-19, pengembangan profesi pustakawan tetap menjadi fokus perhatian organisasi. Kami (IPI, red) sudah merencanakan mengadakan kegiatan webinar berseri selama 16 pekan ke depan dengan topik-topik yang sesuai perkembangan perpustakaan atau berupa best practice, misalnya tentang literasi," beber Syamsul.
Selain itu, ia juga mengatakan setidaknya ada tiga prinsip layanan perpustakaan di masa pandemi, yakni pertama bagaimana membuat perpustakaan semakin dicari. Kedua, mengubah situasi pandemi menjadi benefit dan profit. Dan ketiga, bagaimana menjadikan peran pustakawan semakin bersemi di masa pandemi.
Syamsul pun setuju bahwa paradigma perpustakaan sudah berubah seperti yang sering disampaikan Kepala Perpusnas dalam berbagai kesempatan. Perpustakaan sudah wajib memakai sentuhan teknologi dan pendekatan humanistik sehingga manfaat dari keberadaan perpustakaan terasa di masyarakat.
Sejalan hal tersebut, IPI siap seratus persen mendukung program transformasi perpustakaan di era digital. Yah, saat ini mau tidak mau perpustakaan harus beradaptasi dengan perkembangan zaman.
Mengingat perpustakaan berperan penting sebagai sumber ilmu pengetahuan.
Kolaborasi peran pustakawan dan perpustakaan sangat dibutuhkan dalam mendukung terwujudnya transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial lewat ketersediaan koleksi, kemudahan akses bahan pustaka dan kesempatan memperoleh informasi bermutu yang dibantu oleh dukungan tenaga yang berkompeten mengelola informasi.
"Perpustakaan harus menjadi ruang sinergitas kegiatan kemasyarakatan agar terlihat manfaat dan dampaknya di masyarakat sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraannya," pungkas Syamsul Bahri.
Kehadiran pustakawan dan keberadaan ibarat dua sisi mata uang. Saling terkait dan membutuhkan. Dan tugas dan peran IPI sebagai sayap Perpusnas adalah mendukung dan mensukseskan seluruh program perpustakaan, baik di tingkat pusat ataupun daerah.
Reportase : Hartoyo Darmawan
Fotografer : Hartoyo Darmawan