Perpusnas Berkomitmen Gunakan Produk Dalam Negeri

Perpustakaan Nasional Republik Indonesia

Medan Merdeka Selatan, Jakarta—Perpustakaan Nasional RI (Perpusnas) berkomitmen menyukseskan kebijakan pemerintah dalam meningkatkan penggunaan produk dalam negeri (PDN).

Perpusnas telah membentuk Tim Peningkatan Produk Dalam Negeri di Lingkungan Perpustakaan Nasional yang disahkan dalam Surat Keputusan Kepala Perpusnas Nomor 143 Tahun 2022. Tim tersebut terdiri dari para kepala pusat/biro/direktorat di lingkungan Perpusnas.

Kepala Biro SDM dan Umum, Perpusnas, Janti Suksmarini, mengatakan pada tahun ini, Perpusnas merencanakan belanja untuk PDN sebesar Rp447 miliar. Dari nilai tersebut, sebesar Rp314 miliar atau sekitar 59 persen dari total anggaran Perpusnas dialokasikan untuk usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).

“Kami laporkan bahwa, Perpustakaan Nasional pada tahun 2022 ini memiliki anggaran sebesar Rp667 miliar,” ujarnya dalam Sosialisasi Penggunaan Produk Dalam Negeri yang diselenggarakan Perpusnas di Gedung Fasilitas Layanan Perpusnas, jl. Medan Merdeka Selatan No. 11, Jakarta, pada Jumat (5/8/2022).

Diharapkan tim yang telah dibentuk dapat senantiasa memantau penggunaan PDN dalam proses perencanaan, pemilihan, pelaksanaan dan serah terima pengadaan barang/jasa. Termasuk penyampaian rencana dan laporan penggunaan PDN ke dalam aplikasi SISWAS PDN.

Kepala Perpusnas, Muhammad Syarif Bando, mengungkapkan pihaknya melakukan pembelanjaan produk luar negeri untuk ilmu pengetahuan yakni membeli buku digital. Selain itu, kebutuhan lainnya adalah untuk IT. Jika sudah ada produk dalam negeri, ujarnya, pihaknya akan menyesuaikan.

Dia menegaskan, Perpusnas berupaya untuk menumbuhkan literasi dalam upaya meningkatkan produk dalam negeri. Hal ini sesuai dengan perintah Presiden Joko Widodo yakni untuk memperluas akses informasi dalam peningkatan penguasaan terhadap ilmu pengetahuan.

Literasi memiliki makna luas dan bukan sekadar membaca dan menulis. Disebutkan bahwa literasi mendukung terciptanya manusia unggul.

“Literasi adalah kemampuan menghasilkan barang dan jasa yang diproduksi dalam negeri yang bisa dipakai untuk memenangkan kompetisi global. Karena kalau mengutip yang disampaikan Bung Karno, ciri-ciri negara terjajah adalah sumber daya alamnya dieksploitasi, kemudian dibuat dalam industrialisasi negara penjajah, dan kemudian negara terjajah itu kembali jadi pasar,” jelasnya.

Kepala LKPP, Abdullah Azwar Anas, mengungkapkan kehadirannya merupakan bentuk afirmasi pemerintah kepada Perpusnas. Dia menyayangkan, dinas perpustakaan di daerah masih dipandang sebelah mata. Padahal, menurutnya, mesti ada upaya untuk mendorong agar kepala dinas perpustakaan diisi oleh orang-orang yang produktif agar dapat mengelola dan mendayagunakan perpustakaan untuk menyejahterakan masyarakat.

Dia menilai Kepala Perpusnas memiliki kesungguhan untuk berpihak kepada produk dalam negeri. Hal ini sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo.

Indonesia disebut memiliki kekuatan ekonomi yang tangguh, bahkan saat menghadapi pandemi covid-19. Ahli ekonomi dunia memprediksi Indonesia masuk empat besar ekonomi dunia pada 2050.

“Maka fondasi kuat dari hal tersebut adalah bagaimana mendorong ilmu pengetahuan terus tumbuh, dan industri dalam negeri, tumbuh,” jelasnya.

Inflasi Indonesia sejak pandemi jauh lebih terkendali dibanding negara lainnya. “Brasil 11%, Uni Eropa 8,8%, Jerman yang ekonominya tangguh 7,9%, bahkan AS hampir 9%. Tapi Indonesia 3,55%. Ekonomi kita bangkit dan jauh lebih terkendali,” urainya.

Pascapandemi, pemulihan perekenoman Indonesia berjalan lebih cepat. Dan ini karena komitmen dari negara, salah satunya agar produk dalam negeri terus tumbuh.

“Saya ingin menunjukkan angka-angka bahwa ekonomi Indonesia termasuk baik dibanding negara lain. Hal ini untuk memotivasi kita, termasuk para pustakawan, untuk segera bangkit memberikan informasi kepada masyarakat,” tuturnya.

Dia menyebutkan, ada tiga arahan Presiden terkait pengadaan barang dan jasa pemerintah yakni meningkatkan penggunaan produk dalam negeri, meningkatkan porsi UMK dan Koperasi, serta mempercepat penyerapan APBN/APBD.

Pihaknya telah melakukan sejumlah upaya pengembangan katalog elektronik. Tahun lalu, tercapai 52 ribu produk di e-katalog. Pada tahun ini, target awal RKP 2022 sebanyak 95 ribu produk di katalog elektronik, baik nasional, sektoral, maupun lokal.

“Namun dengan proses bisnis yang berubah karena kita ingin mendorong UMKM kita tertampung dalam e-katalog, dalam 4 bulan sudah 480.116 produk. Dan target kami, 1 juta di akhir tahun,” ungkapnya.

Ke depan, buku-buku produk lokal akan diupayakan mendapat karpet merah supaya masuk e-katalog lokal maupun nasional. Sehingga dinas perpustakaan di daerah tidak rumit dalam membeli buku, dan dapat membelinya di e-katalog.

“Di Januari awal bisa langsung klik, sehingga pengadaan tidak perlu lama,” katanya.

Dia berharap buku bisa menjadi belanja favorit. Ada banyak buku hebat di daerah, namun kadang, tidak ada di perpustakaan daerah atau Perpusnas. “Mudah-mudahan dengan cara ini ke depan, belanja buku di tingkat lokal bisa ditingkatkan,” pungkasnya.

Reporter: Hanna Meinita

Fotografer: Aji Anwar

 

PerpusnasPerpustakaan NasionalBuku TerbaruPerpusnas RIPerpustakaan Nasional Republik IndonesiaKoleksi Digital

Copyright 2022 © National Library Of Indonesia

Jumlah pengunjung