Salemba, Jakarta -- Perpustakaan Nasional (Perpusnas) RI melalui Pusat Analis Perpustakaan dan Pengembangan Budaya Baca (PAPPB) bekerja sama dengan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Kalimantan Tengah menggelar talkshow Peningkatan Indeks Literasi Masyarakat dengan tema "Penguatan Sisi Hulu Dalam Rangka Peningkatan Indeks Literasi Masyarakat", Selasa (2/3/2021) di Aula Jayang Tingang Kantor Gubernur Kalimantan Tengah.
Kepala Perpusnas Muhammad Syarif Bando menyampaikan, literasi adalah kedalaman pengetahuan seseorang terhadap suatu subjek ilmu pengetahuan. Saat ini, pihaknya sudah mengidentifikasi kondisi literasi di Indonesia menjadi hulu dan hilir.
Syarif Bando menilai rendahnya budaya baca masyarakat yang berdampak pada indeks literasi yang rendah merupakan kondisi di hilir. Dan ini merupakan fakta yang ada. Namun dia melihat bahwa selama hampir 76 tahun Indonesia merdeka, pembahasan soal kondisi di hilir masih terus berlangsung. Padahal seharusnya kendala yang ada di hulu harus diperbaiki bersama seluruh pemangku kepentingan.
"Karena itu di 2021 bagaimana peran negara, peran akademisi dan perguruan tinggi untuk menghasilkan buku-buku yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat, para penerbit, penerjemah. Bagaimana regulasinya yang memungkinkan buku dari Jakarta bisa sampai ke Kalimantan Tengah," jelasnya.
Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Kalimantan Tengah Fahrizal Fitri mengapresiasi kegiatan ini sebagai bukti wujud komitmen pemerintah provinsi dalam mencerdaskan bangsa, seperti halnya yang tertuang dalam Pembukaan UUD 1945 alinea ke empat. Hal ini pun didukung dengan diterbitkannya Peraturan Gubernur Kalimantan Tengah Nomor 58 Tahun 2020 tentang Pembudayaan Gemar Membaca.
"Kami mengajak para kepala daerah bupati maupun walikota untuk pro aktif dalam meningkatkan indeks literasi, salah satunya melalui Gerakan Kalteng Membaca yang telah dilaunching tahun 2020 kemarin, melaksanakan sosialisasi gemar membaca hingga tingkat kecamatan dan desa," ucapnya.
Menurut Bunda Literasi Provinsi Kalimantan Tengah Yulistra Ivo Azhari Sabran, dalam mewujudkan pembudayaan gemar membaca masyarakat, juga diperlukan peran dari orang tua sebagai role model bagi anak-anak dalam menumbuhkan minat baca anak sejak dini. Demikian ditegaskan Bunda Literasi Provinsi Kalimantan Tengah Yulistra Ivo Azhari Sabran.
"Terutama ibu, memiliki peran untuk mendekatkan anak-anak dengan buku, sehingga nantinya anak-anak akan suka membaca buku," jelasnya.
Hal senada juga diungkapkan, Wakil Ketua Komisi III DPD RI Muhammad Rakhman memaparkan, Indonesia berada pada peringkat ke 60 untuk tingkat literasinya. Ada beberapa faktor yang menyebabkan minat baca masyarakat Indonesia masih rendah. Pertama, belum ada kebiasaan membaca yang ditanamkan sejak dini. "Role model anak di keluarga adalah orang tua dan anak-anak biasanya mengikuti kebiasaan orang tua," ungkapnya.
Lebih lanjut, Rakhman menjelaskan, perlunya optimalisasi pemanfaatan perpustakaan sekolah dan umum serta pembiasaan budaya membaca di rumah maupun di sekolah.
"Masyarakat mau membaca tap kesulitan dalam mendapat bahan bacaan.Saya harap Perpusnas mau menambah semua buku di setiap lini diharapkan mampu meningkatkan indeks literasi di Palangka Raya," harapnya.
Dalam kesempatan tersebut, dilakukan penandatanganan nota kesepahaman antara Perpusnas RI dengan 11 perguruan tinggi maupun swasta di Provinsi Kalimantan Tengah. Selain itu juga, diserahkan secara simbolis bantuan dari Perpusnas berupa Mobil Perpustakaan Keliling sebagai layanan ekstensi perpustakaan di Provinsi Kalimantan Tengah.
Â
Reportase: Wara Merdeka
Fotografer: Eka Purniawati