Jombang, Jawa Timur – Pesantren Tebuireng sejak awal berdiri bertujuan untuk Pendidikan, dan pendidikan tidak terlepas dari membaca.
Demikian disampaikan Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng KH Abdul Hakim Mahfudz atau Gus Kikin pada perhelatan Talkshow Duta Baca Indonesia yang mengangkat tema “Membaca itu Sehat, Menulis itu Hebat” yang diselenggarakan secara hibrida pada Rabu, (23/08/2023) di Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur.
KH Abdul Hakim Mahfudz menyampaikan para santri mempelajari dan menambah keilmuannya dengan membaca. Menurutnya belajar ilmu dunia maupun ilmu akhirat menjadi prioritas dalam pembelajaran. Gus Kikin menambahkan apa yang terjadi di dunia ini dapat kita ketahui dari membaca dan dapat dikembangkan dalam kehidupan sehari-hari dan menjadi bekal untuk akhirat nanti.
“Tidak ada satu kebaikan bila meninggalkan generasi dalam keadaan bodoh, maka dari itu ilmu harus dicari terus menerus dan digali lebih dalam. Ini merupakan tantangan generasi penerus kita kedepannya.” lanjut Gus Kikin.
Pustakawan Ahli Utama Perpustakaan Nasional Abdullah Sanneng dalam sambutannya menerangkan ada keterkaitan erat antara manfaat intelektual dari membaca dan aspek spiritualitas. Menurutnya orang yang senang membaca ayat Allah SWT atau pengetahuan di alam jagad raya akan mampu mengantarkan menjadi manusia cerdas dan terbaik bagi dunia dan akhirat.
“Seperti dalam hadis Nabi Muhammad SAW, Bila ingin selamat di dunia harus dengan ilmu, ingin selamat dunia akhirat harus dengan ilmu. Lalu darimana ilmu itu? Ilmu itu datanganya dari membaca, baik membaca Al Quran atau buku pengetahuan lainnya. Perintah pertama yg Allah SWT turunkan adalah iqro, membaca,” tutur Abdullah Sanneng
Abdullah Sanneng juga mengungkapkan bahwa membaca tidak Terlepas dari kehidupan manusia. Maka setiap penuntut ilmu, pelajar, mahasiswa dituntut memiliki kebiasaan menulis dan mencatat, karena proses penyampaian ilmu tidak hanya dikepala tetapi juga harus dituangkan dalam berbagai rangkuman dan catatan. Proses dalam pengumpulan catatan tersebut kelak diharapkan terbit berbagai khazanah keilmuan.
Heri Hendrayana Harris atau lebih akrab dengan nama Gol A Gong sebagai Duta Baca Indonesia dalam panel talkshow mengkritisi peran Kepala Dinas Perpustakaan di daerah yang belum maksimal karena merasa dibuang sehingga tidak memotivasi pustakawannya untuk berinovasi. “Mindset tersebut harus diubah, sehingga dapat mendorong pustakawan untuk melakukan kegiatan inovatif dan kreatif,” terangnya.
Selanjutnya menurut penulis Muhammad As’ad sekaligus pengelola perpustakaan pesantren Tebuireng, perkembangan literasi di pesantren dari masa ke masa terus berkembang. “Dahulu berawal dari waktu luang istirahat para santri yang lebih banyak kemudian diisi dengan mengunjungi perpustakaan untuk membaca, namun hal ini sekarang berbeda karena jam pelajaran lebih padat dibandingkan dengan dahulu. Sehingga kebanyakan santri sekarang menghabiskan waktu membaca di kamar saja.” ucap Muhammad As’ad.
Sedangkan Kepala Bidang Perpustakaan Dinas Perpustakan dan Kearsipan Kabupaten Jombang Hari Subagyo menceritakan tingkat kegemaran membaca masyarakat Kabupaten Jombang di Jawa Timur masuk sepuluh besar dengan nilai 65,1. Dinas Perpustakaan Kabupaten Jombang mengerahkan 3 mobil perpustakaan keliling untuk delapan ratusan sekolah. “Kami berterima kasih kepada Perpustakan Nasional berkolaborasi dengan pesantren Tebuireng untuk meningkatkan minat baca generasi muda,” dukungnya.
Adapun Tokoh literasi Jombang Yusron Aminullah yang saat ini telah menulis 17 buku mengatakan bahwa metode pertama kali yang diterapkan adalah perbanyak membaca, bukan hanya membaca buku sebagai referensi namun juga membaca alam sekitar. “Bila tidak pernah membaca maka mustahil untuk bisa menulis,” jelasnya.
Acara Talkshow Duta Baca Indonesia juga dilanjutkan dengan sesi Pelatihan Kepenulisan yang diikuti oleh 30 peserta dari santri Pesantren Tebuireng.
Reporter: Ranny K
Fotografer: Andri TK