Menulis adalah Aktivitas dari Hati untuk Hati

Perpustakaan Nasional Republik Indonesia

Jakarta - Literasi adalah tentang membaca dan menulis. Seorang penulis memerlukan proses yang panjang untuk menghasilkan tulisan yang menarik. Aktivitas menulis harus dilakukan dari hati agar bisa diterima di hati pembaca.

Cerita pada sebuah tulisan diibaratkan sebagai bangunan dan setiap bangunan pasti membutuhkan pondasi. Pondasi pada tulisan adalah hati. Seorang penulis harus mampu menetapkan tema tulisan yang paling dekat dengan hati agar “rasa” tulisan yang dihasilkan kuat.

Penetapan judul dari tulisan juga sangat penting, mengingat judul yang menarik mampu menumbuhkan rasa penasaran dari pembaca sehingga tidak bisa dilakukan secara sembarangan. Penulis wajib mengumpulkan beberapa calon judul yang ke depannya akan berkurang seiring dengan semakin kuatnya gambaran jiwa dari tulisan yang sedang dibuat. Dengan demikian, pemilihan judul juga memerlukan riset, diskusi dan perenungan dari penulis.

Menurut Penyair sekaligus Sastrawan, Habbiburrahman El-Shirazy atau dikenal dengan Kang Abik, penulis adalah seseorang yang memberikan kontribusi pada bangsa. Buku-buku yang menginspirasi kebaikan, membangun kemanusiaan, memotivasi umat manusia untuk beramal kebajikan membangun peradaban bangsa. Selain itu, penulis juga memiliki sisi ekonomi yang menarik.

“Jadi jangan mendefinisikan menulis hanya merangkai kalimat. Definisikanlah menulis sebagai sebuah aktifitas yang menggairahkan dan menyenangkan. Menulislah dengan hati, rangkailah dengan cinta,” papar Kang Abik pada kegiatan Perpusnas Writers Festival 2021 hari ketiga, Rabu (16/6/2021).

Mengutip sebuah ungkapan verba volant scripta manent, yang mengandung arti Ssemua yang dikatakan akan hilang dan semua yang ditulis akan abadi. Penulis yang juga berprofesi sebagai ASN, Adrinal berpesan selain sebagai abdi negara, banyak kebaikan dan pengalaman bermanfaat yang bisa dibagikan oleh ASN dalam bentuk buku. Untuk itu dibutuhkan keberanian, konsistensi, dan latihan untuk bisa menghasilkan tulisan yang baik.

“Tantangan dan hambatan dalam menulis pasti ada, tapi teruslah menulis. Mulai saja dari membuat catatan harian atau puisi pendek, tanpa disadari apa yang kita tulis ternyata sangat bermanfaat bagi orang lain,” pesan Adrinal.

Ketua IKAPI, Arys Hilman Nugraha menerangkan bahwa negara dengan masyarakat paling bahagia di dunia adalah negara dengan indeks membaca yang tinggi. Karena membaca dapat membuat seseorang menjadi rileks. Selain itu, membaca juga dapat memperkuat ikatan emosional yang ada di keluarga dan lebih efektif untuk mengantar anak ke tingkat pendidikan yang tinggi.

“Kalau kita mau mengubah bangsa ini, harus dimulai dari membaca kemudian menulis. Itu tidak bisa dipisahkan,” jelas Arys.

Berkisah dari pengalamannya Novelis, Ahmad Fuadi mengajak semua peserta yang hadir untuk mulai menulis karena menulis adalah investasi masa depan. Lebih lanjut, dia juga mengatakan bahwa tema yang sangat lokal dari sebuah tulisan bisa menjadi sangat menarik di daerah lain.

“Saya berkesimpulan bahwa menulis itu bisa membuat awet muda, dengan menulis kita bisa punya karpet terbang dan karpet merah sekaligus,” ungkap Fuadi.

Reporter: Basma Sartika

Fotografer: Aji Anwar

PerpusnasPerpustakaan NasionalBuku TerbaruPerpusnas RIPerpustakaan Nasional Republik IndonesiaKoleksi Digital

Hak Cipta 2022 © Perpustakaan Nasional Republik Indonesia

Jumlah pengunjung