Perpusnas Rayakan Hari Ibu ke-96: Perempuan Menginspirasi dan Membentuk Peradaban

Perpustakaan Nasional Republik Indonesia

Salah satu titik penting perjuangan pergerakan perempuan di masa pra kemerdekaan dan menjadi tonggak sejarah tersendiri adalah ketika diselenggarakannya Kongres Perempuan Indonesia Pertama pada 22 Desember 1928, di Yogyakarta.

Momentum bersejarah ini kemudian ditetapkan sebagai Hari Nasional pada tahun 1959 oleh Presiden Soekarno, yang dinamakan Hari Ibu. Inilah yang membedakan Hari Ibu di Indonesia dengan peringatan "Mother's Day" di beberapa negara di dunia.

Demikian disampaikan Deputi Bidang Pengembangan Bahan Pustaka dan Jasa Informasi Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas) Mariana Ginting dalam amanat upacara Peringatan Hari Ibu yang diikuti seluruh pegawai pada Senin (23/12/2024).

Mariana Ginting mengatakan perjalanan panjang selama 96 tahun sejak Kongres Perempuan Indonesia Pertama telah mengantarkan berbagai buah baik bagi perempuan. "Kesempatan mengenyam bangku sekolah, peluang bekerja, perempuan berpolitik, merupakan kabar baik yang kita syukuri bersama," katanya.

Peringatan Hari Ibu diharapkan dapat mewariskan nilai-nilai luhur dan semangat perjuangan kaum perempuan kepada seluruh masyarakat Indonesia, terutama generasi penerus bangsa.

Mariana Ginting juga menyampaikan rencana Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA) dalam lima tahun ke depan, sesuai arahan presiden melalui Astacita. "Ada tiga program prioritas yang direncanakan, yaitu Ruang Bersama Indonesia (RBI), Perluasan Fungsi Call Centre SAPA 129, dan Satu Data Gender dan Anak Berbasis Desa," jelasnya.

Dengan tema "Perempuan Menyapa, Perempuan Berdaya Menuju Indonesia Emas 2045," Hari Ibu ke-96 tahun ini menjadi momentum untuk bersatu mencapai Indonesia yang maju melalui prinsip "equal partnership". Prinsip ini mencerminkan bagaimana perempuan Indonesia berjalan beriringan dengan laki-laki untuk bersama-sama berperan membangun bangsa.

"Peringatan Hari Ibu adalah milik kita semua. Sebagai anak, istri, ibu, maupun teman seperjuangan, mari terus berkarya, menjadi sosok yang mandiri, kreatif, inovatif, percaya diri, dan terus meningkatkan kualitas dan kapabilitas diri," tutupnya.

 

Reporter: Ahmad Kemal Nasution

Dokumentasi: Aditya Irfan

PerpusnasPerpustakaan NasionalBuku TerbaruPerpusnas RIPerpustakaan Nasional Republik IndonesiaKoleksi Digital

Hak Cipta 2022 © Perpustakaan Nasional Republik Indonesia

Jumlah pengunjung