Tugu Tani, Jakarta-Niat baik pemerintah maupun swasta mengembangkan perpustakaan, taman baca masyarakat (TBM) sebagai upaya pembudayaan gerakan membaca yang akan meningkatkan kualitas sumber daya manusia belum dibarengi secara serius. Hal ini dapat terlihat dari masih rendahnya organisasi Gerakan Pemasyarakatan Minat Baca (GPMB) berdiri di tiap daerah. Padahal keberadaan GPMB merupakan inisiasi dari Perpustakaan Nasional sejak 18 tahun lalu, tepatnya 25 Oktober 2001 di Istana Bogor.
Realita tersebut disampaikan langsung oleh Sekretaris Utama Perpusnas Sri Sumekar saat membuka kegiatan Musyawarah Nasional (Munas) dan Seminar GPMB di Jakarta, Rabu, (18/9).
"GPMB sejak awal berdiri merupakan wahana strategis untuk membangun kebersamaan serta komitmen perpustakaan dan masyarakat yang peduli terhadap budaya baca dalam membangun masyarakat Indonesia yang cerdas," ungkap Sri Sumekar.
Sayangnya, dukungan yang ditunjukkan oleh pemerintah daerah masih rendah. Terbukti, sejak 2001 GPMB didirikan baru 14 provinsi dan 34 kabupaten/kota yang memiliki organisasi GPMB.
Suatu catatan yang timpang mengingat keinginan dan semangat menggerakkan masyarakat gemar membaca sudah menjadi tekad bersama. Namun, perlu dibarengi oleh konsistensi serta peningkatan intensitas di semua wilayah karena yang namanya membentuk budaya atau membangun karakter tidak dapat cepat (instan), tapi harus bertahap, terus menerus, dan berkesinambungan.
Beberapa daerah diakui Sestama sudah melakukan beragam kiat-kiat strategi sebagai terobosan untuk membangun masyarakat berbudaya baca.
"Inisiatif dan inovasi itu penting dilakukan sebanyak banyak apalagi Perpustakaan Nasional menargetkan masuk ranking 10 besar dunia dalam hal kegiatan membaca (top reading). Meski target tersebut harus dibarengi dengan dukungan anggaran yang memadai.
Munas dan seminar GPMB berlangsung selama tiga hari (18-20 September). Di hari pertama dilangsungkan Munas dan rapat-rapat komisi untuk membahas AD/ART organisasi, program dan anggaran, dan tata cara pemilihan ketua. Sedangkan pada hari berikutnya dilakukan seminar dengan nara sumber kunci (keynote speech) Kepala Perpusnas Muhammad Syarif Bando, pegiat literasi Gol A Gong, penulis Kirana Kejora, sutradara/penulis film Danial Rifki, dan hiburan musik literasi dari Ferry Curtis. Seminar GPMB dihadiri tidak kurang dari 200 peserta dari berbagai komunitas, pegiat literasi/taman baca dari seluruh daerah.
Reporter/fotografer : Hartoyo Darmawan