Agam, Sumatera Barat – Masyarakat di Kabupaten Agam Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) kini telah memiliki gedung layanan perpustakaan daerah. Kehadiran gedung tersebut diharapkan mampu meningkatkan literasi masyarakat Kabupaten Agam.
Kepala Perpustakaan Nasional (Perpusnas) Muhammad Syarif Bando mengatakan, perluasan akses bahan bacaan perlu dilakukan untuk mencapai manusia unggul.
Manusia unggul merupakan individu yang menguasai ilmu pengetahuan, memiliki kemampuan inovasi dan kreativitas, dapat menciptakan lapangan kerja, mengurangi pengangguran dan memproduksi barang dan jasa yang bisa dipakai dalam kompetisi global.
Demikian disampaikan usai meresmikan gedung layanan perpustakaan yang pembangunannya bersumber pada Dana Alokasi Khusus (DAK) bidang pendidikan subbidang perpustakaan tahun anggaran 2021 senilai Rp 9,5 Miliar.
"Perlu dipahami bahwa literasi tidak sekadar baca tulis, tetapi bagaimana kedalaman pengetahuan seseorang yang dapat diimplementasikan untuk memproduksi barang dan jasa yang dapat digunakan untuk memenangkan persaingan global," jelas Syarif, Selasa (8/3/2022).
Syarif mengatakan, perpustakaan menjadi penting hadir di tengah masyarakat. Dengan berbagai buku ilmu terapan diharapkan masyarakat dapat menambah kemampuannya untuk meningkatkan kesejahteraan.
Bupati Agam Andri Warman menyebut perpustakaan memiliki arti penting dalam meningkatkan kemampuan literasi masyarakat. Diantaranya, kemampuan untuk mengidentifikasi, mengerti dan memahami serta menciptakan barang dan jasa.
"Dengan diresmikannya perpustakaan ini tentu menambah kekayaan Kabupaten Agam di bidang literasi. Melalui gedung perpustakaan yang representatif ini kita dapat melaksanakan berbagai kegiatan sosialisasi dan promosi minat baca masyarakat," tutur Andri, Selasa (8/3/2022).
Disamping itu, dengan adanya gedung layanan perpustakaan berlantai tiga tersebut dapat digunakan untuk menyelenggarakan berbagai kegiatan inklusi sosial yang sangat bermanfaat bagi masyarakat.
Sejak tahun 2018, Kabupaten Agam telah menerima manfaat program perpustakaan berbasis inklusi sosial dari Perpustakaan Nasional (Perpusnas) RI, mulai dari perpustakaan daerah sampai ke perpustakaan Nagari (perpustakaan desa). Bahkan sampai saat ini ada sembilan perpustakaan nagari yang telah menerima program tersebut.
"Alhamdulilah program perpustakaan berbasis inklusi sosial manfaatnya sudah dapat dirasakan masyarakat. Melalui program itu, muncul pembibit peternakan, usaha service HP hingga pembuat kerajinan tangan," jelasnya.
Pada kesempatan itu, Kepala Perpusnas mengukuhkan Ketua TP PKK Yenni Andri Warman sebagai Bunda Literasi Kabupaten Agam. Bupati Andri Warman berharap bunda literasi bersama perpustakaan daerah dan perpustakaan nagari dapat lebih berkiprah dalam meningkatkan nilai kegemaran membaca dan indeks pembangunan literasi Kabupaten Agam.
"Terima kasih atas bantuan Perpusnas dalam pengembangan layanan perpustakaan. Kami berharap pemerintah pusat dapat membantu untuk melengkapi sarana dan prasarana sehingga perpustakaan daerah dapat berperan optimal dalam peningkatan baca dan kemampuan literasi masyarakat Kabupaten Agam," lanjutnya.
Sementara itu, Staf Ahli Gubernur Sumatera Barat Bidang Ekonomi dan Keuangan, Syafrizal mengakui, kondisi literasi Sumatera Barat masih memerlukan perhatian. Indeks Pembangunan Literasi Masyarakat Sumatera Barat tahun 2021 masih di angka 14,17, sementara Kabupaten Agam pada posisi 3,87.
"Pencapaian 10 indikator indeks pembangunan juga kita juga rendah sehingga diperlukan upaya bersungguh-sungguh pemerintah provinsi dan 19 kabupaten kota untuk mengangkat nilai tersebut untuk membuktikan sejarah panjang literasi Sumatera Barat di masa lalu," ungkapnya.
Dikatakan, keberadaan gedung perpustakaan baru ini hendaknya dijadikan momentum bagi warga Sumatera Barat dan Kabupaten Agam khususnya untuk kembali menyusun peta jalan peningkatan literasi daerah. Pihaknya terus berusaha mendorong dan memfasilitasi upaya yang dilakukan bersama dengan 19 kabupaten/kota.
"Di lingkup pemerintah provinsi, dalam upaya meningkatkan literasi, semua ASN diwajibkan membaca 30 menit sehari dan tiap OPD wajib menyediakan pojok baca," terangnya.
Pada kesempatan yang sama dilakukan penandatanganan nota kesepakatan antara Perpusnas dengan Pemerintah Kabupaten Agam, dan dua perguruan tinggi yakni IAIN Bukittinggi, dan STIH Putri Maharaja Payakumbuh.
Acara juga dirangkaikan dengan Talkshow Peningkatan Indeks Literasi Masyarakat dengan tema “Transformasi Perpustakaan untuk Mewujudkan Ekosistem Digital Nasional".
Reportase: Wara Merdeka
Fotografer: Radhitya / Ahmad Kemal