Salemba, Jakarta--Kepala Perpustakaan Nasional (Perpusnas) RI Muhammad Syarif Bando melantik Nurcahyono sebagai Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan baru menggantikan Teguh Purwanto di Auditorium Perpusnas Salemba pada Rabu (15/11/203).
Pada kesempatan yang sama, Syarif juga melantik 10 (sepuluh) orang pejabat fungsional, yang terdiri dari pustakawan utama sebanyak 2 (dua) orang, pustakawan madya 4 (empat) orang, pustakawan muda 2 (dua) orang, pustakawan ahli pertama 1 (satu) orang, dan pranata komputer ahli pertama 1 (satu) orang.
Kepala Perpusnas mengucapkan terima kasih kepada Ofy Sofiana dan Teguh Purwanto atas kinerja dan kerja kerasnya selama menjabat sebagai Sekretaris Utama dan Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan, serta mengucapkan selamat menjalankan tugas yang baru kepada Nurcahyono.
Ia merasa senang karena banyak pustakawan yang naik pangkat menjadi pustakawan madya baik di pusat maupun di UPT Prokalamator Bung Karno Blitar. Hal ini, sambungnya, merupakan modal untuk mengemban tugas yang semakin berat.
Lebih lanjut ia mengingatkan kembali bahwa Indonesia memiliki perpustakaan terbanyak kedua setelah India dan satu-satunya negara yang memiliki dasar hukum yang mengamanatkan untuk mengembangkan, membina, dan meningkatkan budaya baca, mulai dari perpustakaan perguruan tinggi sampai perpustakaan sekolah, perpustakaan umum provinsi sampai perpustakaan umum desa, dan perpustakaan khusus kementerian lembaga dan swasta.
Syarif juga berharap pada pustakawan yang baru saja dilantik agar sadar dan memahami tugasnya yang baru setelah pelantikan kenaikan pangkat ini.
“Ingatkan kepada diri Anda sendiri tentang tugas yang harus berubah, karena tugas yang harus berubah, ya maka perilaku dan respon terhadap tantangan itu juga harus berubah,” pesannya.
Ia kembali mengingatkan bahwa sejarah membuktikan para juara adalah orang-orang yang telaten berlatih.
“Lebih baik Anda menguasai satu teori tapi Anda berlatih beribu-ribu kali untuk mengimplementasikannya daripada Anda memiliki 1000 teori tapi Anda tidak pernah mempraktekkannya,” pungkasnya.
Reporter: Eka Cahyani
Dokumentasi: Prakas Agrestian