Â
Blitar, Jawa Timur—Soekarno merupakan salah satu tokoh besar bangsa Indonesia. Bersama Muhammad Hatta, mereka dikenal sebagai Dwi Tunggal. Kebesaran nama Soekarno sudah mendunia. Lewat Lomba Menghafal Biografi Bung Karno yang digelar Unit Pelaksana Teknis Perpustakaan Proklamator (UPT PP) Bung Karno, para generasi milenial diajak memahami sejarah pergerakan, pemikiran dan nasionalisme Sang Proklamator. Â
Secara khusus, Kepala Perpustakaan Nasional Muhammad Syarif Bando memberikan apresiasi dan memuji terselenggaranya kegiatan ini yang sudah memasuki tahun kelima. Bahkan, Kepala Perpusnas meminta kegiatan serupa terus dilaksanakan dengan skala yang lebih besar, termasuk keikutsertaan dari daerah lain. Harus menasional. Tidak sebatas di wilayah Jawa Timur.Â
"Tetapi kegiatan ini, perlu di evaluasi karena anak-anak hanya mereview apa yang sudah ditetapkan oleh panitia, seperti membaca resensi, harusnya bagaimana anak-anak itu diminta membaca, menggali dan mengkaji buku-buku bacaan tentang Bung Karno dan baru dilombakan melalui Lomba Pidato Bung Karno, bahkan saya harapkan lomba pidato ini bisa ke tingkat nasional diselenggarakan di Blitar, " ungkapnya bersemangat.Â
Selain itu, ujar Muh. Syarif Bando, generasi muda tidak boleh lemah. Kuasai ilmu pengetahuan secara mendalam. Jangan terbelenggu dengan media sosial. Anak milenial harus pintar menganalisis. Tidak mungkin muncul pemimpin yang handal seperti Bung Karno tanpa membaca,†pesan Kepala Perpusnas saat memberikan sambutan pada Bulan Literasi Kebangsaan dan Kepemudaan yang di gelar UPT PP Bung Karno, pada Rabu, (23/10).  Â
Pergerakan Soekarno, lanjut Kepala Perpusnas, tidak pernah diwujudkan dalam bentuk harta maupun senjata. Tapi lewat kumpulan buku-buku yang habis dilahap. Dari situ kemudian lahirlah pemikiran yang fenomenal ‘Indonesia Menggugat’ yang menjadi peletak dasar (pondasi) perjuangan hak asasi di Tanah Air. Bung Karno keluar masuk penjara, lanjut Kepala Perpusnas, dan setiap masuk penjara di kopernya yang dibawa itu, hanya beberapa stel baju, tapi koper itu penuhnya dengan buku bacaan yang menjadi temannya dalam penjara. Makanya, setiap keluar penjara Bung Karno selalu menghasilkan karya tulis, baik itu naskah, pidato, maupun buku. Â
Sementara itu, Kepala UPT PP Bung Karno Janti Suksmarini mengamini yang disampaikan Kepala Perpusnas bahwa secara bertahap kegiatan ini akan terus dikembangkan seperti arahan Kepala Perpusnas dengan menyelenggarakan Lomba Pidato Bung Karno dan berlevel nasional. “Kehadiran Perpustakaan Bung Karno salah satunya ada untuk mengobarkan semangat nasionalisme dan patriotisme di kalangan generasi muda,†imbuh Janti.
Sedangkan Walikota Blitar dalam sambutannya mengatakan sangat mengapresiasi yang disampaikan Kepala Perpusnas dan akan terus mensinergikan kegiatan-kegiatan yang ada pemerintah kota untuk selalu menggandeng Perpustakaan Bung Karno. Berkaitan dengan lomba menghafal biografi Bung Karno, Walikota Santoso mengatakan didalam proses menghafal biografi Bung Karno ini anak-anak para pelajar, secara langsung meupun tidak langsung, akan menemukan hal-hal positif yang dapat dipraktekkan guna mencapai cita-cita. Sekedar memberikan contoh, ujarnya, Bung Karno adalah seorang Presiden, pemikir, ideolog yang memiliki banyak kesibukan tetapi selalu menyempatkan diri untuk banyak emmbaca buku. Bahkan ketika di penjara, seperti yang disampaikan Kepala perpusnas, satu hal yang tidak bisa ditinggalkan Bung Karno adalah buku-buku koleksi yang menjadi santapannya didalam maupun diluar penjara.Â
Kegiatan yang dibuka secara resmi oleh Wali Kota Blitar Santoso dengan ditandai pemukulan gong ini berlangsung selama dua hari serta diikuti oleh 49 peserta tingkat SMP/MTs se-Jawa Timur dan memperebutkan tropy, dan total hadiah Rp 16,5 juta.***
Reportase : Ardha Bryan K
Fotografi: Juwito