Jakarta--Pusat Jasa Informasi Perpustakaan dan Pengelolaan Naskah Nusantara Perpusnas menggelar diskusi naskah nusantara #23 yang bertajuk “Macapat Pesantren: Pembacaan Baru Atas Puisi Tradisional Jawa†via Zoom dan YouTube WBS Radio Perpusnas pada Rabu (10/2/2021).
Dalam kesempatan tersebut, peneliti naskah kuno pesantren sekaligus pengajar di Fakultas Ushuluddin UIN Walisongo Semarang Nur Ahmad menjelaskan bahwa macapat tidak hanya ada dalam tradisi pesantren, tetapi lembaga pendidikan tradisional Islam juga berperan penting dalam penyebaran lagu tradisional khususnya untuk transmisi ajaran agama.
Macapat merupakan jenis puisi Jawa yang erat dengan nyanyian atau tembang yang populer di masyarakat Jawa. Macapat sendiri digunakan hampir dalam keseharian masyarakat Jawa, misalnya dalam acara selametan. Dalam kehidupan santri dan lingkungan pesantren, diajarkan Islam yang telah diterjemahkan dalam konteks lokalitas masyarakat tersebut dalam bentuk tembang, macapat, sehingga dapat lebih mudah diterima oleh masyarakat lokal.
Lebih lanjut, ia menambahkan bahwa untuk mempopulerkan bahasa Arab dalam kitab dan mempermudah proses pembelajaran buku-buku tersebut menjadi alasan menerjemahkan kitab bahasa Arab menjadi macapat dalam bahasa Jawa.
“Betapa pentingnya tradisi pesantren untuk dianggap sebagai bagian dari pembentukan apa yang disebut Budaya Jawa,†papar Nur Ahmad.
Bahkan seorang antropolog Amerika dalam bukunya The Religion of Java menulis, “Kita tidak akan pernah mengalami berjalan-jalan di Mojokuto dari ujung ke ujung tanpa mendengar seseorang menyanyikan tembang di salah satu tempat di sepanjang jalan itu†karena kepopuleran tembang macapat dalam kehidupan masyarakat Jawa.
Â
Reportase: Syifa Azka Layalia